Batusangkar (ANTARA) - Kejadian Stunting di Indonesia telah menjadi persoalan penting bidang kesehatan di Indonesia tidak terkecuali di Sumatera Barat.
Sejumlah upaya dari pelaku bidang kesehatan dalam mengurangi angka stunting dinilai belum optimal dikarenakan hampir di setiap daerah kejadian tersebut masih banyak, termasuk di Kabupaten Tanah Datar.
Upaya dari Perguruan tinggi juga terus dilakukan oleh beberapa kampus di Sumbar salah satunya Program Studi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan, Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Nusantara Bukittinggi yang melakukan Pengabdian Masyarakat untuk penanganan stunting.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini merupakan aplikasi hasil riset ketua dan anggota yang berjudul strategi promosi Kesehatan dalam peningkatan kualitas lingkungan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini didanai oleh direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun Anggaran 2024 yang di ketuai oleh Rita Gusmiati, SKM,M.Kes, dengan anggota Rahmi Kurnia Gustin, SKM.M.Kes dan Ns. Nike Puspita Alwi, M.Kep.
PkM ini untuk mendukung program di Nagari Singgalang Kecamatan X Koto, yakni program inovatif telah diluncurkan dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan Pos Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan praktik sanitasi yang baik di kalangan masyarakat, yang merupakan salah satu faktor kunci dalam pencegahan stunting.
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, dan masyarakat setempat. Melalui pendekatan partisipatif, masyarakat diajak untuk aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program.
Kegiatan utama dalam pengabdian Masyarakat ini adalah pembentukan Pos STBM dan Kader Pos STBM, Pelatihan Kader STBM dan promosi Kesehatan dengan metode penyuluhan dan pemasangan billboard yang berisi tentang sanitasi yang baik dan pola makan yang sehat.
Sanitasi yang buruk merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka stunting. Berdasarkan Perpres nomor 72 tahun 2021, Pemerintah Indonesia memasukkan sanitasi sebagai salah satu strategi utama penurunan stunting.
Kurangnya akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai dapat menyebabkan infeksi berulang yang menghambat pertumbuhan anak2. Oleh karena itu, peningkatan akses dan kualitas sanitasi menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan stunting.
“Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat dalam mengikuti program ini. Dengan adanya Pos STBM, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mencegah terjadinya stunting pada anak-anak,” ujar Kepala UPTD. Puskesmas Singgalang.
Dengan adanya Pos STBM dan Kader Pos STBM yang telah dilatih dapat menjadi agen perubahan yang akan terus memantau dan mendampingi masyarakat dalam menerapkan praktik sanitasi yang baik dan pola makan yang sehat.
Hasil awal dari program ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan gizi dalam pencegahan stunting. Kami berharap program ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya pencegahan stunting.
Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, program pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan Pos STBM di Nagari Singgalang diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.(*)
Penulis : Tim PkM Program Studi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan, Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Nusantara Bukittinggi