Bukittinggi (ANTARA) - Korban selamat erupsi Marapi, Sumatera Barat yang telah dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) selama delapan hari atas nama Muhammad Arbi akhirnya diijinkan pulang ke Pekanbaru, Riau.
Menurut Kepala Ruangan Rawat Inap Bedah RSAM Bukittinggi, Ns Wettriati, Arbi mengalami nyeri pada bagian perut.Selain itu, Arbi juga mengalami patah tulang pada bagian tangan kanan serta mengalami luka bakar 10 persen di bagian punggung.
“Sekarang sudah jauh perbaikannya, dari awal memang kondisinya kurang bagus ya, tapi sekarang udah 75 persen. Tinggal penyembuhan akhir saja lagi,” ujar Ns Wettriati.
Muhammad Arbi (22) merupakan mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Universitas Riau (UNRI) yang menjadi korban letusan Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (03/12) lalu.
Ia pulang sekitar pukul 10.54 WIB dan merupakan korban terakhir dari total tiga orang yang menjalani perawatan RSAM Bukittinggi. Sebelumnya dua korban lainnya yang menjalani perawatan di rumah sakit ini sudah pulang pada Jumat (08/12).
Mereka adalah Muhammad Ridho Kurniawan dan Aditya Sukirno Putra, yang juga sama-sama berasal dari Riau. Arbi mendaki bersama tujuh orang temannya, yang semuanya berasal dari Riau.
Dari keterangan Arbi, saat Gunung Marapi meletus, mereka berada di cadas, di bawah Tugu Abel, dan sudah mulai turun. Namun erupsi yang cepat dan dahsyat itu membuat mereka berlarian menjauh dari puncak.
Material erupsi berupa bebatuan, abu hingga awan panas itu menghantam mereka saat melarikan diri. Akibatnya, dari tujuh anggota rombongan itu, hanya tiga yang selamat, termasuk Arbi. Sementara empat lainnya meninggal dunia.
Evakuasi keseluruhan korban yang terdiri dari 75 orang pendaki Gunung Marapi telah dilakukan Tim SAR Gabungan dan relawan, 23 orang di antaranya menjadi korban meninggal dunia.