Bank Nagari raih skor tertinggi BPD kategori KBMI 1

id Bank Nagari, BPD, majalan infobank, KBMI

Bank Nagari raih skor tertinggi BPD kategori KBMI 1

Jajaran Direksi Bank Nagari (ANTARA/HO-BN)

Padang (ANTARA) - Bank Nagari kembali meraih prestasi di awal 2023, bank kebanggaan masyarakat Sumbar tersebut berhasil meraih skor tertinggi untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) pada kategori Kelompok Bersama berdasarkan Modal Inti (KBMI) 1 --modal Rp1 triliun sampai Rp6 triliun dari Majalah Infobank.

Dalam kelompok tersebut, Bank Nagari menjadi yang terbaik dengan total skor 96,24 persen, sekaligus menjadi yang tertinggi di antara seluruh BPD dalam rating BUMD, dan berhak mendapatkan predikat The Best.

Direktur Utama (Dirut) Bank Nagari Muhamad Irsyad mengatakan, per September 2021 sampai 2022, Bank Nagari sendiri berhasil meraih laba sebesar Rp354,86 miliar atau tumbuh 11,36 persen secara tahunan. Kenaikan itu ditopang kinerja intermediasi yang tumbuh positif.

Ia menambahkan, penyaluran kredit Bank Nagari menembus angka Rp22,04 triliun atau meningkat 6,10 persen. Sedangkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp24,52 triliun atau tumbuh 7,32 persen. Total aset pun makin mengembang lantaran ada kenaikan 7,9 persen menjadi Rp29,88 triliun.

Irsyad berharap agar segala pencapaian dan prestasi yang berhasil diraih bisa dipertahankan atau bahkan ditingkatkan di tahun-tahun ke depan. Prestasi ini bisa diraih karena kerja keras seluruh direksi dan karyawan Bank Nagari.

Adapun kriteria dari rating BPD tahun 2023 di antaranya permodalan, kualitas, aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi. Dari kriteria Permodalan, terdapat dua indicator dengan bobot yang berbeda.

Pertama, Capital Adequacy Ratio (CAR). Penghitungan CAR diperoleh dari membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang dihitung bank bersangkutan. Sesuai dengan aturan baku dan dianggap lazim di dunia perbankan, CAR minimal 8 persen dan makin tinggi akan makin baik.

Kemudian kriteria kedua adalah kualitas aset. Ada dua rasio yang digunakan dalam menilai kualitas aset, yakni rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau NPL dan rasio kredit UMKM terhadap total kredit.

Selanjutnya, rentabilitas. Acuaanya adalah return on average asset (ROAA) dan return on average equity (ROAE). Angka ROAA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata aset total dengan standar terbaik 1,5 persen. Angka ROAE diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan rata-rata modal sendiri dengan standar terbaik 3,5 persen.

Lalu, likuiditas. Patokannya adalah loan to deposit ratio (LDR), pertumbuhan DPK, dan rasio dana murah terhadap DPK. Angka LDR diperoleh dari membandingkan kredit yang diberikan dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun.

Standar terbaik LDR yaitu 78 persen sampai dengan di atas 100 persen untuk bank dengan CAR sama atau di atas 14 persen dan 78 persen sampai dengan 92 persen untuk CAR di bawah 14 persen.

Terakhir Efisiensi. Indikator efisiensi yang digunakan yaitu Net Interest Margin dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BO/PO). Kalkulasi NIM didapat dari membandingkan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif.*