Dinkes Pessel lakukan tes mantoux pastikan balita bebas tuberkulosis

id dinkes pessel,berita pessel,berita sumbar,stunting pessel

Dinkes Pessel lakukan tes mantoux pastikan balita bebas tuberkulosis

Arsip Foto. Dokter memeriksa penderita penyakit tuberkulosis (TBC) di Rumah Sakit Paru-paru. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/YU)

Painan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat melakukan tes Mantoux terhadap balita guna memastikan bayi terbebas dari paparan tuberkulosis.

"Kami ingin masyarakat terlindung dari berbagai ancaman penyakit. Termasuk tuberkulosis dengan cara deteksi dini bayi di bawah lima tahun (balita)," kata Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan Syahrizal Antoni di Painan, Selasa (10/1).

Tes mantoux adalah alat diagnostik untuk penyakit tuberkulosis. Tes ini satu dari dua tes kulit tuberkulin besar yang digunakan di seluruh dunia dan menggantikan tes punktur ganda seperti tes tine.

"Tes ini sangat disarankan bagi anak dan juga terhadap yang kerap melakukan kontak langsung dengan penderita tuberkulosis. Sebab penyakit tuberkulosis, merupakan penyakit menular yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis dan umumnya menginfeksi paru," kata dia.

Penularan penyakit tuberkulosis dapat terjadi melalui udara. Misalnya saat penderita batuk, kemudian percikan air liurnya yang mengandung bakteri terhirup oleh orang di sekitarnya.

Tes dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah zat kecil cairan yang disebut dengan PPD tuberculin pada kulit lengan. Pasca penyuntikan, biasanya akan terbentuk benjolan kecil di permukaan kulit.

Dokter akan memberi tanda batas awal di sekeliling benjolan tersebut menggunakan spidol agar dapat diketahui apabila terjadi perubahan ukuran benjolan. Dalam waktu 48–72 jam setelah tes Mantoux dilakukan, dokter akan memeriksa kembali benjolan yang terbentuk untuk melihat adanya perubahan.

Jika benjolan tidak membesar, dapat disimpulkan bahwa hasil tes mantoux negatif atau pasien tidak terpapar kuman tuberkulosis. Sementara jika hasil tes positif ditandai dengan penambahan ukuran benjolan, biasanya sekitar 5–10 mm dan terlihat adanya peradangan.

Tes mantoux juga telah dilakukan di Puskesmas IV Koto Mudik, Kecamatan Batang Kapas pada Kamis (5/1) bagi anak-anak dan Balita di wilayah tugasnya.

"Upaya yang dilakukan melalui kolaborasi program gizi dengan program tuberkulosis Puskesmas IV Koto Mudik dengan sasaran bayi dan balita stunting dan gizi kurang itu sangat saya apresiasi," ujarnya.

Sebab melalui upaya ini, maka kualitas kesehatan generasi penerus di Pessel, khususnya di wilayah Puskesmas IV Koto Mudik akan semakin baik nantinya.

Sementara Kepala UPT Puskesmas IV Koto Mudik, Sukmatal Kadipopu Rita Saif mengatakan tes mantoux dilakukan bagi balita pada semua nagari yang terdapat di wilayah tugasnya.

"Tes mantoux ini dikolaborasikan dengan program gizi, yang sasarannya bayi dan balita stunting, serta gizi kurang, sehingga selain petugas kesehatan, kami juga melibatkan semua pihak terkait di lapangan," kata dia.

Ia berharap masyarakat tidak takut melakukan tes mantoux, sebab mantoux test adalah tes yang bersifat aman dan sangat jarang menimbulkan efek samping serius.

Jika efek samping muncul, kondisi yang mungkin akan dirasakan hanya berupa bengkak, kemerahan, lenting, dan rasa gatal. Efek samping pun hanya berlangsung sementara. (*)