Chicago (ANTARA) - Harga emas terangkat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya, mempertahankan posisi di atas level psikologis 1.800 dolar ditopang pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, menguat 8,30 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 1.815,50 dolar AS per ounce.
Harga emas naik 1,3 persen untuk minggu ini, meraih kenaikan untuk minggu keempat berturut-turut, merupakan kenaikan mingguan terpanjang sejak 31 Desember 2021.
Harga emas berjangka jatuh 6,5 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.807,20 dolar AS pada Kamis (11/8/2022), setelah terkerek 1,40 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.813,70 dolar AS pada Rabu (10/8/2022), setelah terdongkrak 7,1 dolar AS atau 0,39 persen menjadi 1.812,30 dolar AS pada Selasa (9/8/2022).
Dolar jatuh minggu ini karena data inflasi AS mulai surut, meskipun berbagai pejabat Fed mengatakan perlambatan inflasi Juli tidak akan cukup untuk membuat mereka mudah dengan kenaikan suku bunga.
The Fed "jauh, jauh dari menyatakan kemenangan" pada inflasi, Presiden The Federal Reserve (Fed) Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada sebuah konferensi minggu ini.
Kashkari mengatakan dia belum "melihat apa pun yang mengubah" kebutuhan untuk menaikkan suku bunga kebijakan The Fed menjadi 3,9 persen pada akhir tahun dan menjadi 4,4 persen pada akhir 2023.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, juga memperingatkan terlalu dini bagi bank sentral AS untuk "menyatakan kemenangan" dalam perjuangannya melawan inflasi.
"Ini akan menjadi ujian yang menarik untuk emas karena level 1.800 dolar AS dapat mewakili titik rotasi yang menarik dari perspektif teknis jika tidak ada keinginan untuk melihatnya di atas sini tetapi pada akhirnya kasus untuk emas bullish tetap cukup menarik," kata Analis Platform Perdagangan Daring OANDA, Craig Erlam.
Sementara itu, data awal Agustus Universitas Michigan untuk indeks keseluruhan pada sentimen konsumen datang di 55,1, naik dari 51,5 pada Juli dan di atas perkiraan median ekonom 52,5. Indeks mencapai rekor terendah 50 pada Juni. Data ini menahan kenaikan emas lebih lanjut.
Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 34,9 sen atau 1,72 persen, menjadi ditutup pada 20,698 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober tidak berubah dari sesi perdagangan sebelumnya, ditutup pada 959,4 dolar AS per ounce.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas naik, bertahan di atas 1.800 dolar ditopang pelemahan dolar
Berita Terkait
Jelang Closing Ceremony, Kempo Tutup PON dengan 2 Emas
Jumat, 20 September 2024 11:01 Wib
Tumbangkan Kenshi NTB, Nico Persembahkan Emas untuk Ranah Minang
Jumat, 20 September 2024 10:58 Wib
Harga emas Antam pada Jumat naik Rp13.000 jadi Rp1,443 juta per gram
Jumat, 20 September 2024 9:02 Wib
PON XXI Aceh-Sumut: Jabar raih emas BMX Freestyle
Kamis, 19 September 2024 14:06 Wib
PON XXI Aceh-Sumut: Sepak bola Jawa Timur rebut medali emas
Kamis, 19 September 2024 14:01 Wib
Harga emas Antam Kamis merosot Rp10.000 jadi Rp1,430 juta per gram
Kamis, 19 September 2024 9:10 Wib
Jadwal lengkap PON 2024 wilayah Sumut: Perebutan emas terakhir
Kamis, 19 September 2024 4:51 Wib
Jabar kumpulkan 25 medali emas dari 45 nomor pertandingan dayung
Rabu, 18 September 2024 18:38 Wib