Semen Padang kembali sebar ribuan ikan bilih ke habitat asli Danau Singkarak

id berita padang, berita sumbar, ikan bilir

Semen Padang kembali sebar ribuan ikan bilih ke habitat asli Danau Singkarak

Pelepasan ikan bilim di Danau Singkarak (Antara/HO-Semen Padang)

Padang (ANTARA) - Ikan Bilih yang merupakan ikan endemik Danau Singkarak yang dikonservasi oleh PT Semen Padang bersama Universitas Bung Hatta (UBH) sejak tahun 2018, kembali disebar ke habitat aslinya di Danau Singkarak dengan jumlah 3000 ekor, Minggu .

Bertempat di Jorong Batu Baraguang, Nagari Sumpur, Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat , penebaran ribuan ikan endemik yang terancam punah itu, dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, bersama Dirut dan jajaran Direksi PT Semen Indonesia (SIG) dan PT Semen Padang.

Dari SIG, penebaran ribuan ikan bilih itu dilakukan langsung oleh Direktur Utama, Donny Arsal, Direktur Operasi, Yosviandri, serta Direktur Bisnis dan Pemasaran, Aulia Mulki Oemar. Sedangkan dari PT Semen Padang, dilakukan oleh Direktur Utama, Asri Mukhtar, dan Direktur Keuangan & Umum, Oktoweri.

Selain Wagub, serta jajaran direksi SIG dan PT Semen Padang, penebaran ikan bilih itu juga dilakukan oleh Komisaris PT Semen Padang, Werry Darta Taifur dan Khairul Jasmi, Rektor UBH, Tafdil Husni serta guru besar UBH, Hafrijal Syandri, dan sejumlah staf pimpinan SIG dan PT Semen Padang.

Pada kesempatan itu juga diresmikan area suaka perikanan (reservat) di Jorong Batu Baraguang, Nagari Sumpur, sebagai bagian dari konservasi ikan bilih di habitat aslinya (konservasi In-situ). Dan peresmian reservat itu, juga bagian dari upaya PT Semen Padang dan UBH dalam melestarikan ikan bilih.

Acara penebaran ikan bilih dan peresmian area suaka ikan bilih itu juga dimeriahkan oleh penampilan Silek Aia (bersilat di dalam air) dari perguruan silat Riak Sumpur, serta dan pacu biduk dan lomba manjalo ikan (menangkap ikan pakai jala ikan) oleh nelayan Nagari Sumpur.

Dirut SIG Donny Arsal menyebut bahwa upaya konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang bersama UBH ini harus dilakukan dengan skala yang lebih besar lagi. Dan SIG, komitmen untuk mendukungnya.

"Kalau bisa program konservasi ini jadi edukasi bagi masyarakat, bagaimana membudidayakan bilih di luar habitatnya," kata Donny.

Dia menyebut, program konservasi ikan bilih ini cukup efektif dalam menjaga kelestarian ikan bilih yang terancam punah. Namun begitu, ia berharap konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang bersama UBH ini juga sejalan dengan pembatasan penggunaan bagan dan lain sebagainya.

"Ini mesti dilakukan sekaligus, jadi antara pembibitan berjalan agresif, masif, dan upaya mencegah kepunahan ikan bilih bisa dilakukan secara paralel. Kami dari SIG dan Semen Padang, akan terus mendukun kelestarian ikan bilih ini. Dan kami pun juga berterima kasih kepada Nagari Sumpur yang welcome terhadap kita, termasuk UBH yang telah membantu kita," ujarnya.

Rektor UBH Tafdil Husni menyebut bahwa keterlibatan UBH dalam konservasi ikan bilih merupakan suatu bentuk kontribusi UBH, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang didukung oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UBH. Apalagi, status ikan bilih Danau Singkarak pada tahun 2020 menuju kepunahan.

"Jadi, ini penting kita selamatkan ancaman kepunahan ikan bilih ini melalui pembenihan secara in-situ dan membuat area suaka yang diresmikan. Dan Alhamdulillah, sudah dua kali PT Semen Padang bersama UBH kembali menebar anak ikan bilih ke habitatnya.

Dan tentunya, hasil dari penebaran ikan bilih akan luar biasa terhadap ekonomi nelayan bilih Danau Singkarak," katanya.

Kepala Unit CSR Semen Padang, Rinold Thamrin dalam laporan perkembangan Program Konservasi Ikan Bilih yang dilakukan oleh PT Semen Padang bekerjasama dengan UBH menyebut bahwa konservasi ikan bilih ini telah dimulai pada Juni 2018. Dan itu diawali dengan survei dan identifikasi sungai yang sesuai dengan habitat ikan bilih di aliran sungai di kawasan lapangan golf PT Semen Padang.

Dari identifikasi dan evaluasi kualitas air sungai, ditemukan kualitas air memenuhi persyaratan baku mutu kualitas air untuk perikanan. Kemudian, pada Juli 2018, sebanyak 400 ekor ikan bilih disebar di sungai yang berada di Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT Semen Padang. "Setelah ikan disebar, beberapa bulan kemudian diketahui bahwa ikan bilih tumbuh dan berkembang dengan baik, namun jumlah populasinya tidak bisa ditentukan," katanya.

Untuk memastikan perkembangbiakan ikan bilih, lanjut Rinold, PT Semen Padang kemudian melakukan pemijahan massal secara manual dan semi alami yang dilaksanakan di labor penelitian di area D1 PT Semen Padang. Bahkan, sarana pemijahan dan pembiakan ikan bilih itu berhasil mendapatkan Sertifikat Paten Sederhana dari Kemenkumham RI pada 2021.

"Dari hasil pemijahan massal secara manual dan semi alami, kami pun berhasil melakukan restocking anakan ikan bilih ke habitat aslinya di Danau Singkarak. Restocking ini sudah 2 kali kami lakukan. Sebelumnya pada 21 Maret 2022, sebanyak 4000 ekor dan hari ini sekitar 3000 ekor. Kemudian, kami pun juga membuat area suaka perikanan di Nagari Sumpur sebagai upaya mempertahankan eksistensi ikan bilih di Danau Singkarak," bebernya.

Konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang, lanjut Rinold, tidak hanya sampai di sini. Pada tahun 2023-2024, PT Semen Padang bersama UBH juga akan melakukan introduksi ikan bilih hasil pemijahan di PT Semen Padang ke sungai, embung dan kolam-kolam masyarakat yang berada di sekitar perusahaan.

"Rencana ini dilakukan sebagai upaya menjadikan Indarung sebagai daerah penyangga kelestarian ikan bilih di Sumbar, sekaligus upaya pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan melalui kegiatan budidaya ikan bilih. Kemudian tahun 2025, kami juga akan menjadikan labor penelitian ikan bilih dan area Kehati PT Semen Padang sebagai wahana edukasi, sekaligus lokasi penelitian bagi akademisi khususnya, dan masyarakat pada umumnya," ungkap Rinold.