Padang (ANTARA) - Innalillahi wa innailaihi roji'un, kabar duka menyelimuti pers Sumatera Barat, seorang Jurnalis LKBN Antara biro Sumatera Barat Hendra Agusta (50) meninggal dunia pada Jumat (8/4/22) sekitar pukul 19.00 WIB di Rumah Sakit Semen Padang.
Hendra telah lama mengidap stroke dan sedang menjalani masa pemulihan, meskipun demikian ia selalu ceria menjalani hari-harinya dalam menjalankan profesi.
Kepulangannya pada Sang Khalik membuat banyak orang terkejut, karena terasa amat cepat dan mendadak.
"Sejak tadi siang, Hendra merasakan sesak nafas dan dibawa ke Rumah sakit Semen Padang untuk mendapatkan penanganan, namun di rumah sakit ini almarhum menghembuskan nafas terakhir," tutur kerabatnya.
Ditambahkan rekan sekerja, Arif Pribadi, tadi dia sesak napas, lalu dilarikan ke RS Semen Padang.
Hendra menjadi jurnalis sudah terbilang cukup lama, di LKBN Antara sendiri dia bergabung semenjak tahun 1996 dan posisi terakhirnya adalah Redaktur Portal Antara Sumbar.
Hendra masih sempat mengedit berita pada Jumat dan berita terakhir yang diedit almarhum adalah soal peristiwa angin kencang di Dharmasraya pada pukul 18.22 WIB.
“Sudah lama jadi wartawan, bergabung di Antara sudah dari tahun 2006,” ungkap Ikhwan, salah satu jurnalis dari Antara.
Hendra meninggalkan tiga orang Anak dan meninggal pada umur berkisar 45 tahun, saat ini jenazah beliau di semayamkan di rumah duka di Manggis Garden, Kota Padang.
Selain aktif di Antara, Hendra juga aktif di organisasi pers, baik PWI maupun lainnya, termasuk di Forum Wartawan Parlemen Sumatera Barat, dengan jabatan terakhir bendahara.
"Almarhum orangnya sangat asyik, dan kalau jalan dengan beliau pasti heboh, jabatan terakhirnya bendahara FWP-SB," tutur ketua FWP-SB Novrianto yang begitu dekat dekan almarhum.
Novrianto juga meminta pada semua sahabat dan kerabat, agar bisa mengiringi dengan doa dan memaafkan semua salahnya.
"Almarhum orang baik, mari kita doakan dan maafkan semua khilafnya, moga Allah menempatkan pada tempat terindah dan dimaafkan segala dosanya, serta di lapangan kuburnya amiin,' imbau dan pinta Novrianto pada semua pihak.