Padang (ANTARA) - Sebanyak 90 guru di Padang terpilih mengikuti program guru penggerak yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi sebagai bagian dari program merdeka belajar.
"Saya berharap guru yang terpilih tersebut menjadi bagian dari pelopor pembaharuan sistem pembelajaran di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang, Habibul Fuadi di Padang, Rabu.
Menurut dia program guru penggerak merupakan upaya meningkatkan kualitas guru diikuti ribuan guru di Indonesia dengan seleksi yang cukup ketat dilakukan secara daring.
Ia mengemukakan yang menjadi salah satu fokus dari program merdeka belajar adalah menghilangkan diskriminasi di sekolah dalam berbagai bentuk.
"Kemudian mencegah terjadinya perundungan dan semua anak harus diberikan layanan individual sesuai dengan potensi yang dimiliki," ujarnya.
Ia menilai hal ini dilakukan karena setiap anak punya keunggulan yang berbeda sehingga tidak bisa diperlakukan sama.
"Guru harus paham, ada anak yang kuat visual, kuat pendengaran hingga kinestetik," ujarnya.
Oleh sebab itu guru diminta membuat ulang kegiatan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa masing-masing.
Tidak hanya program guru penggerak, saat ini juga ada program sekolah penggerak diikuti 15 sekolah terdiri atas 2 TK, 9 SD dan 4 SMP.
"Seleksinya juga cukup ketat secara nasional karena bersaing seluruh kabupaten dan kota di Indonesia," kata dia.
Kemudian ada lagi organisasi penggerak yaitu lembaga penggiat pendidikan masyarakat Diberi kepercayaan membina guru dan di Padang ada 700 guru yang terlibat.
Ia menyampaikan mengapa pemerintah pusat fokus dengan guru karena inti dari kualitas pembelajaran itu guru.
"Kalau bangun sekolah sebentar, ada uang ada tanah dua bulan selesai satu kelas, tapi kalau guru butuh waktu lama," ujarnya.
Salah satu sekolah penggerak di Padang adalah SMP Negeri 30 Padang dengan program pembentukan agen anti perundungan mencegah terjadinya perisakan di sekolah.
"Kami mengukuhkan 30 pelajar sebagai agen antiperundungan yang dibekali bimbingan teknis antiperundungan selama lima pekan," kata Kepala SMPN 30 Padang, Revianti.
Menurut dia ide membentuk agen antiperundungan di kalangan siswa merupakan salah satu program yang dilaksanakan setelah SMPN 30 Padang ditetapkan sebagai salah satu sekolah penggerak oleh Kemendikbud.
"Kami ingin lingkungan sekolah bebas dari perundungan baik di kalangan siswa hingga dari guru ke pelajar," kata dia.
Ia memberi contoh terkadang dalam keseharian perundungan kadang kerap tidak disadari dengan alasan bercanda.
"Termasuk ketika guru mengatakan kepada pelajar kenapa bodoh sekali, jika itu di depan umum masuk kategori perundungan," ujarnya.
"Oleh sebab itu kami ingin mengubah pola pikir bahwa tidak boleh melakukan perundungan di sekolah dengan alasan apapun," katanya lagi.
90 guru di Padang terpilih ikuti program guru penggerak
Saya berharap guru yang terpilih tersebut menjadi bagian dari pelopor pembaharuan sistem pembelajaran di sekolah,