Corat-coret seragam usai dinyatakan lulus, puluhan siswa di Payakumbuh ditertibkan Satpol-PP

id Satpol-PP Payakumbuh ,tertibkan siswa corat-coret seragam,berita payakumbuh,payakumbuh terkini,berita sumbar

Corat-coret seragam usai dinyatakan lulus, puluhan siswa di Payakumbuh ditertibkan Satpol-PP

Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Payakumbuh ditertibkan Satpol-PP setempat karena melakukan corat-coret seragam setelah dinyatakan lulus. (Antara/HO-Pemkot Payakumbuh)

Payakumbuh, (ANTARA) - Puluhan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat yang baru saja dinyatakan lulus ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) setempat karena melakukan corat-coret seragam pada Kamis (3/6) malam.

Kepala Satpol-PP Kota Payakumbuh Devitra di Payakumbuh, Jumat, mengatakan sekelompok pelajar yang seragam sekolahnya sudah dicorat-coret ditertibkan di beberapa tempat, yakni Ngalau Medan Nan Bapaneh, Terminal Koto Nan Ampek, Kawasan GOR Kubu Gadang, Pasar Payakumbuh, dan BWSS V Batang Agam.

"Aksi yang kerap dianggap sudah menjadi tradisi tahunan oleh pelajar sekolah ini juga tidak mematuhi aturan pemerintah, yakni menjalankan protokol kesehatan, berkendara tanpa helm, dan banyak di antara mereka tertangkap oleh petugas Satpol-PP tidak memakai masker," kata dia.

Pada saat penertiban juga diikuti langsung oleh Kasat Binmas Polres Payakumbuh AKP Mirwan dan Kasi Ops Satpol-PP Payakumbuh Indra dan Danru Hendri Asmadi.

Kegiatan corat-coret dan huru-hara telah diantisipasi oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV dengan mengumumkan kelulusan pada sore dan ada yang malam hari.

Bahkan dalam surat yang telah dikirimkan kepada seluruh SMK di Wilayah IV juga telah disampaikan bahwa seluruh Kepala Satuan Pendidikan atau kepala sekolah agar menyampaikan kepada siswanya untuk tidak melakukan selebrasi apapun.

Devitra mengatakan rata-rata yang pelajar yang ditertibkan merupakan pelajar dari SMK yang ada di Kota Payakumbuh dan dari hasil monitor sementara tidak ada fasilitas umum yang dicoret.

"Kepada para pelajar ini, tindakan yang kami lakukan seperti pendataan, pembubaran, dibina, dan diberi arahan. Kemudian mereka disuruh pulang," kata dia.

Ia mengimbau kepada orang tua agar bisa terus memperhatikan dan mengawasi anak-anak terlebih dari sejumlah pelajar laki-laki itu terdapat juga pelajar perempuan yang ikutan huru-hara.

"Karena sudah banyak kejadian kita saksikan bersama-sama, aksi seperti ini lebih banyak merugikan, apalagi kalau sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan lalu lintas dan lain sebagainya," ujarnya. (*)