Hutan di Harau yang terbakar dan telah dipadamkan kembal menyala
Pada kebakaran hutan pertama, kami sudah melakukan pemadaman selama tiga hari dan telah padam,
Limapuluh Kota (ANTARA) - Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, UPT KPHL, Dinas Pemadam Kebakaran dan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat berhasil memadamkan api yang membakar hutan lindung di Jorong Harau, Kecamatan Harau, namun kembali menyala pada Selasa (23/2).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Jhoni Amir di Sarilamak, Rabu, mengatakan hutan lindung yang terbakar merupakan titik di sekitar lokasi hutan lindung yang sempat terbakar pada 12 Februari 2021.
"Pada kebakaran hutan pertama, kami sudah melakukan pemadaman selama tiga hari dan telah padam. Namun, api kembali hidup pada Selasa (23/2) malam dan Alhamdulillah tadi (Rabu) sekitar pukul 11.00 Wib sudah berhasil dipadamkan," katanya didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Rahmadinol.
Ia mengatakan total lahan yang terbakar di lokasi tersebut termasuk dengan kebakaran hutan pertama itu berjumlah sekitar tujuh hektare. Proses pemadaman memang sedikit kesulitan karena lokasi kebakaran yang sulit dijangkau.
Lokasi kebakaran terdapat di bukit berbatu dengan ketinggian 785 meter dengan kemiringan 95 derajat. Pemadaman juga dipermudah karena adanya alat pemadaman portabel dari kehutanan
provinsi sepanjang 500 meter.
"Lokasi kebakaran hutan ini juga jauh dari jalan. Sehingga akses ke lokasi itu susah. Terlebih setelah padam api kembali hidup karena banyaknya ranting dan kayu yang mudah kembali terbakar," ujarnya.
Agar tidak ada penyebaran api yang lebih luas ketika kembali terbakar, tim gabungan telah membuat gorong-gorong di sekitar lokasi.
Ia mengatakan kebakaran yang terjadi di hutan lindung tersebut diduga karena kelompok masyarakat yang berkemah dan membuat api unggun dan lupa memadamkannya.
"Tapi yang jelas saat ini penyebab kebakaran masih diselidiki oleh pihak berwenang. Apakah memang karena adanya orang yang membuat api unggun atau memang ada yang sengaja untuk membuka lahan baru," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa di Kabupaten Limapuluh Kota terdapat beberapa kecamatan yang memang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
"Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Harau, Suliki, Gunung Emas, Bukit Barisan, Lareh Sago Halaban dan Luhak itu termasuk rawan. Sehingga masyarakat memang harus berhati-hati dengan api ketika berada di hutan terlebih di cuaca panas saat ini," ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Jhoni Amir di Sarilamak, Rabu, mengatakan hutan lindung yang terbakar merupakan titik di sekitar lokasi hutan lindung yang sempat terbakar pada 12 Februari 2021.
"Pada kebakaran hutan pertama, kami sudah melakukan pemadaman selama tiga hari dan telah padam. Namun, api kembali hidup pada Selasa (23/2) malam dan Alhamdulillah tadi (Rabu) sekitar pukul 11.00 Wib sudah berhasil dipadamkan," katanya didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Rahmadinol.
Ia mengatakan total lahan yang terbakar di lokasi tersebut termasuk dengan kebakaran hutan pertama itu berjumlah sekitar tujuh hektare. Proses pemadaman memang sedikit kesulitan karena lokasi kebakaran yang sulit dijangkau.
Lokasi kebakaran terdapat di bukit berbatu dengan ketinggian 785 meter dengan kemiringan 95 derajat. Pemadaman juga dipermudah karena adanya alat pemadaman portabel dari kehutanan
provinsi sepanjang 500 meter.
"Lokasi kebakaran hutan ini juga jauh dari jalan. Sehingga akses ke lokasi itu susah. Terlebih setelah padam api kembali hidup karena banyaknya ranting dan kayu yang mudah kembali terbakar," ujarnya.
Agar tidak ada penyebaran api yang lebih luas ketika kembali terbakar, tim gabungan telah membuat gorong-gorong di sekitar lokasi.
Ia mengatakan kebakaran yang terjadi di hutan lindung tersebut diduga karena kelompok masyarakat yang berkemah dan membuat api unggun dan lupa memadamkannya.
"Tapi yang jelas saat ini penyebab kebakaran masih diselidiki oleh pihak berwenang. Apakah memang karena adanya orang yang membuat api unggun atau memang ada yang sengaja untuk membuka lahan baru," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa di Kabupaten Limapuluh Kota terdapat beberapa kecamatan yang memang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
"Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Harau, Suliki, Gunung Emas, Bukit Barisan, Lareh Sago Halaban dan Luhak itu termasuk rawan. Sehingga masyarakat memang harus berhati-hati dengan api ketika berada di hutan terlebih di cuaca panas saat ini," ujarnya.