Pakar Lingkungan Sumbar dukung pembukaan SIL di UNP

id UNP, SIL, diskusi terpumpun, fgd,Pakar lingkungan

Pakar Lingkungan Sumbar dukung pembukaan SIL di UNP

Rapat tim penyusun proposal SIL di UNP (Antara/ist)

Padang (ANTARA) - Pakar lingkungan Sumatera Barat yang juga akademisi dari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas Dr. Ardinis Arbain mendukung pembukaan Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) baik di UNP maupun di Unand.

Hal itu dikemukakan oleh Pakar lingkungan lulusan Hiedelberg Jerman tersebut dalam diskusi terpumpun dan penyegaran dalam rangka memberikan penguatan pada Tim Penyusun proposal.

"Ilmu Lingkungan merupakan program studi multidisplin, baik itu Program Studi (S1) Ilmu Lingkungan, Program Studi (S2) Ilmu Lingkungan, maupun Program Studi (S3) Ilmu Lingkungan. Ketiga Program Studi tersebut secara hukum dan keilmuan, harus berdiri di bawah Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL)," kata dia pada 2 Februari 2021.

Ia mengatakan kalau Program Studi bukan lagi bernama Ilmu Lingkungan, dan disesuaikan dengan keilmuan monodisiplin, seperti Program Studi Teknik Lingkungan, Geografi Lingkungan, Fisika Lingkungan atau pun lainnya, tidak cocok lagi berdiri dalam SIL, tapi harus berdiri dan dikembangkan oleh Fakultas yang memayungi keilmuan tersebut.

Sementara itu, Ketua Pembukaan SIL di UNP Prof. Dr. Eri Barlian yang didampingi oleh Dr. Indang Dewata, Dr. Erianjoni, Dr. Iswandi, Dr. Mulya Gusman, serta anggota PPKLH UNP, menjelaskan bahwa pendirian SIL di UNP merupakan suatu program yang berperan dalam pengembangan ilmu lingkungan di UNP dan Indonesia pada umumnya.

"Seperti yang sudah dilakukan oleh perguruan tinggi lainnya di Indonesia, yang nantinya menerapkan suatu pembelajaran yang berbasis pada penyelesaian semua masalah lingkungan pada saat sekarang dan masa yang akan datang," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Prof. Dr. Dedi Hermon juga menyampaikan bahwa untuk tahap berikutnya akan diadakan FGD lanjutan yang melibatkan stakeholder di Sumatera Barat, terutama Bupati dan Walikota, untuk mendukung dan memberikan saran serta kebutuhan stakeholder pada tenaga dan praktisi lingkungan di Sumatera Barat khusunya.