RSAM Bukittinggi kekurangan ruang isolasi dan alat pelindung diri

id virus corona,Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar ,wabah corona,bukittinggi,alat pelindung diri

RSAM Bukittinggi kekurangan ruang isolasi dan alat pelindung diri

Wali Kota Bukittinggi M Ramlan Nurmatias (ANTARA/Ira Febrianti)

Bukittinggi (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Achmad Mochtar di Bukittinggi, Sumatera Barat kekurangan ruang isolasi dan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis untuk melayani warga yang butuh penanganan dari bahaya COVID-19.

"Kami sudah terima konfirmasi dari rumah sakit, kondisinya sekarang kurang ruang isolasi dan APD," kata Wali Kota Bukittinggi M Ramlan Nurmatias di Bukittinggi, Senin, usai rapat penanganan penyebaran COVID-19 bersama pemangku kepentingan terkait di daerah setempat.

Ruang isoliasi, terangnya sesuai keterangan pihak rumah sakit, menampung sembilan orang pasien dan saat ini sudah dihuni oleh sembilan pasien yang sedang diisolasi karena memiliki gejala diduga COVID-19.

Sebagai solusi, terdapat 10 ruang di bagian paru dan THT yang dapat dimanfaatkan.

"Namun informasinya hari ini akan masuk sembilan orang lagi dari luar Bukittinggi untuk isolasi. Jelas kita akan kekurangan ruang. Apalagi RSAM itu ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan," katanya.

Kemudian untuk ketersediaan APD di RSAM makin menipis sehingga menyulitkan petugas medis untuk bertugas jika tanpa pelindung diri.

Sebagai solusi saat ini petugas medis melindungi diri dengan mengenakan mantel hujan untuk melayani pasien yang sedang menjalani isolasi.

"Dari Pemda kami siap sediakan APD jika ada yang jual, siap hibahkan ke rumah sakit. Sekarang solusinya baru bantu menyediakan mantel hujan untuk digunakan sebagai pelindung petugas medis," katanya.

Karena kondisi itu, ia meminta masyarakat mau mematuhi imbauan yang sudah disampaikan agar tidak beraktivitas di luar rumah jika bukan untuk keperluan penting mendesak.

Penting bagi masyarakat untuk mau belajar dari kondisi di Italia yang mencatat terjadi kematian lebih dari 700 orang dalam sehari karena virus tersebut.

"Kita saling jaga. Masyarakat jaga diri dari risiko tertular virus dengan kurangi aktivitas dan interaksi, awasi aktivitas anak. Ini akan membantu meringankan tugas dari petugas medis," katanya.