RSPI perluas zonasi isolasi terkait COVID-19, tak layani pasien rawat inap mulai 16 Maret

id Eskalasi corona,pandemi corona,rspi saroso,Isolasi corona

RSPI perluas zonasi isolasi terkait COVID-19, tak layani pasien rawat inap mulai 16 Maret

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril saat diwawancarai awak media massa di Jakarta, Jumat (13/3/2020). ANTARA/ Muhammad Zulfikar

Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso memperluas zonasi isolasi terkait dampak virus corona jenis baru atau COVID-19 dan tidak lagi melayani pasien rawat inap terhitung mulai Senin (16/3).

"Mulai Senin (16/3) kita eskalasi, memperluas isolasi dan rumah sakit tutup," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril di Jakarta, Jumat.

Hal tersebut dilakukan karena adanya peningkatan dari segi kasus positif COVID-19 serta Pasien Dalam Pengawasan di Tanah Air.

Sehingga, perawat dan dokter di salah satu rumah sakit tersebut benar-benar siap dan fokus memberikan pelayanan untuk penanganan kasus virus asal China tersebut.

Namun, ia mengatakan langkah yang diambil itu sebenarnya belum cukup. Sebab, masalah yang muncul saat ini ialah terkait tenaga kesehatan yang tidak cukup.

"Kita butuh penambahan perawat dan dokter. Selain itu yang tidak kalah penting ialah tambahan Alat Pelindung Diri (APD)," ujarnya.

Bahkan, menurutnya, dalam penanganan virus corona yang sudah berada dalam status pandemi tersebut tidak cukup hanya mengandalkan rumah sakit rujukan saja yang jumlahnya terbatas.

Pertanyaannya, kata dia, bagaimana rumah sakit di Tanah Air ini mampu benar-benar menghadapi virus corona. Hal itu dinilainya bisa dalam bentuk apapun, tidak hanya sekadar berupa promosi kesehatan dan diskusi lagi.

"Yang terpenting bagaimana peran kita untuk memutus mata rantai," tegas Dirut RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril.

Ia mengakui hal itu tidak akan mudah, melainkan perlu peran serius mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas serta jajarannya di berbagai daerah di Indonesia.