Nagari di Padang Pariaman angkat kembali permainan tradisional

id MTQ, Sumbar, Padang Pariaman

Nagari di Padang Pariaman angkat kembali permainan tradisional

Sejumlah ibu-ibu sedang memainkan permainan tradisional tumbuak lana-lana pada pelaksanaan MTQ nagari dan penampilan seni budaya adat Minangkabau serta agama di Nagari Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.   (ANTARA/ Adiayat M.S)

Parit Malintang (ANTARA) - Nagari Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengangkat kembali permainan tradisional yaitu di antaranya takena-kena, cakampar, dan tumbuak lana-lana yang sudah lama tidak dimainkan oleh anak-anak di daerah itu.

"Kami ingin mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda karena saat ini mereka lebih memilih bermain gawai sehingga apabila dibiarkan maka permainan ini akan hilang," kata Pelaksana Tugas Wali Nagari Lareh Nan Panjang Riki Harianto di Kecamatan VII Koto, Minggu.

Ia mengatakan permainan tumbuak lana-lana yaitu sejumlah anak-anak duduk melingkar dan kedua belah tangan mengepal disusun dengan tangan teman lainnya, lalu menyanyikan lagu permainan itu.

Sedangkan dua permainan lainnya yaitu cakampar menggunakan batu yang diletakkan di punggung telapak kaki sedangkan takena-kena yaitu sejumlah pemain membuat melingkar dan saling menyelipkan kaki.

Permainan itu, kata dia dulunya dimainkan oleh anak-anak saat berkumpul-kumpul ketika pergi mengaji namun saat ini tidak mainkan lagi di daerah itu.

Ia menyampaikan permainan tersebut memiliki filosofi mendalam yaitu di antaranya menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama.

"Jadi sekarang kami kenalkan kembali kepada generasi muda," katanya.

Pengenalan tersebut bersamaan dengan pelaksanaan MTQ nagari dan penampilan seni budaya adat Minangkabau serta agama yang dilaksanakan 27 dan 28 Desember kemarin.

Ia menjelaskan pelaksanaan kegiatan itu sengaja dilaksanakan akhir tahun karena biasanya pada saat itu pemuda di daerah tersebut membuat kegiatan yang tidak bermanfaat dan mengarah kepada kenakalan remaja.

Ia berharap dengan dilaksanakan kegiatan yang menampilkan kesenian dan budaya ini diharapkan tidak saja dapat mengangkat kembali permainan yang telah lama hilang namun juga dapat menghindarkan remaja dari pergaulan bebas.