Manajer UP3 PLN Nias mengaku sangat terpukul atas kematian Mangatas Gultom
Sibolga, (ANTARA) - Kematian Mangatas Gultom (33) cukup mengagetkan keluarga besar PLN Nias. Mereka tidak menyangka kematian rekan kerja mereka secepat itu.
Manajer UP3 PLN Nias, Darwin Simanuntak yang dikonfirmasi ANTARA melalui ponselnya, Senin sore, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kepergian rekan mereka.
“Kebetulan saya sedang rapat di Medan hari ini, dan sudah mendapat kabar tentang berita duka itu dari teman-teman yang di Nias dan juga dari pihak keluarga korban yang ada di Nias. Kami langsung berkoordinasi dengan PLN Aceh Singkil apa yang harus dilengkapi. Dan sesuai informasi kepada kami, bahwa tidak bisa dilakukan otopsi kepada jenazah korban kalau belum ada anggota keluarga di sana. Untuk itulah kita sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga almarhum termasuk kakak iparnya yang sedang berada di Nias untuk terbang besok pagi dari Nias menuju Kualanamu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Darwin, pihaknya juga sudah menyiapkan armada untuk membawa keluarga ke Medan atau ke Aceh Singkil serta melengkapi apa-apa saja yang dibutuhkan, termasuk peti mati.
Baca juga: Sudah sepekan pegawai PLN ini hilang, sempat keluhkan berat hati dipindahkan dari Medan ke Nias
“Saya akan kembali dulu ke Nias besok, mungkin Rabu baru bisa ke Medan. Kita berharap proses otopsi dapat cepat dilakukan, dan jenazah almarhum bisa langsung dibawa ke Medan,” harap Darwin.
Ditanya apakah ada permasalahan yang dihadapi korban di kantor, menurut Darwin tidak ada masalah. Hanya saja ketika bertemu dengan pihak keluarga kemarin, pihak keluarga sepertinya kurang setuju korban pindah ke Nias.
“Saya pernah bilang ke dia (korban) dalam pekerjaan ada saja kendala dan itu sifatnya lumrah. Jadi dibawa santai saja. Hanya saja korban tidak mau diajak ngomong. Dan ketika korban juga pergi tanggal 2 Oktober lalu tanpa ada permisi dari kita. Kita tahunya bahwa nama korban ada di manifes kapal fery,” jawabnya.
Baca juga: Putus kontak 12 hari, Manajer PLN Nias ini ditemukan tewas terapung di Aceh Singkil
Darwin juga menyebutkan, bahwa korban pindah dari PLN Kota Batu Rantau Prapat, dan terhitung kerja di PLN Nias per tanggal 1 Agustus 2019 sebagai Manajer Bagian Jaringan.
“Pindah ke Nias bukan hal yang memberatkan lagi, karena transportasi dan komunikasi sudah lengkap, baik itu pesawat dan juga lewat laut. Artinya bukan seperti dulu lagi yang masih terbatas akses transportasi dan juga komunikasi,” terang Darwin.
Kabar hilangnya Mangatas Gultom diketahui tanggal 2 Oktober 2019 ketika putus kontak dengan pihak keluarga. Dalam manifes kapal fery tujuan Nias-Sibolga ada nama korban.
Pihak keluarga langsung berupaya melakukan pencarian dan juga melaporkan kejadian ke pihak yang berwajib.
Dan pada Senin pagi, nelayan di kawasan Pulau Mangkir Besar, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil menemukan jenazah korban terapung dengan posisi telungkup. Dari badan korban ditemukan identitas berupa SIM dan juga kartu identitasnya.
Sementara itu kakak ipar korban yang dikonfirmasi Senin malam membenarkan akan berangkat besok pagi dari Nias menuju Kualanamu.
“Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan juga keluarga besar Gultom yang ada di Sibolga-Tapanuli Tengah yang sudah turut membantu kami. Dan juga kepada nelayan yang di Aceh Singkil yang sudah memberikan informasi atas penemuan jenazah adik kami serta para warganet dan media yang sudah turut membantu,” ucapnya dengan nada sedih. (*)
Manajer UP3 PLN Nias, Darwin Simanuntak yang dikonfirmasi ANTARA melalui ponselnya, Senin sore, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kepergian rekan mereka.
“Kebetulan saya sedang rapat di Medan hari ini, dan sudah mendapat kabar tentang berita duka itu dari teman-teman yang di Nias dan juga dari pihak keluarga korban yang ada di Nias. Kami langsung berkoordinasi dengan PLN Aceh Singkil apa yang harus dilengkapi. Dan sesuai informasi kepada kami, bahwa tidak bisa dilakukan otopsi kepada jenazah korban kalau belum ada anggota keluarga di sana. Untuk itulah kita sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga almarhum termasuk kakak iparnya yang sedang berada di Nias untuk terbang besok pagi dari Nias menuju Kualanamu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Darwin, pihaknya juga sudah menyiapkan armada untuk membawa keluarga ke Medan atau ke Aceh Singkil serta melengkapi apa-apa saja yang dibutuhkan, termasuk peti mati.
Baca juga: Sudah sepekan pegawai PLN ini hilang, sempat keluhkan berat hati dipindahkan dari Medan ke Nias
“Saya akan kembali dulu ke Nias besok, mungkin Rabu baru bisa ke Medan. Kita berharap proses otopsi dapat cepat dilakukan, dan jenazah almarhum bisa langsung dibawa ke Medan,” harap Darwin.
Ditanya apakah ada permasalahan yang dihadapi korban di kantor, menurut Darwin tidak ada masalah. Hanya saja ketika bertemu dengan pihak keluarga kemarin, pihak keluarga sepertinya kurang setuju korban pindah ke Nias.
“Saya pernah bilang ke dia (korban) dalam pekerjaan ada saja kendala dan itu sifatnya lumrah. Jadi dibawa santai saja. Hanya saja korban tidak mau diajak ngomong. Dan ketika korban juga pergi tanggal 2 Oktober lalu tanpa ada permisi dari kita. Kita tahunya bahwa nama korban ada di manifes kapal fery,” jawabnya.
Baca juga: Putus kontak 12 hari, Manajer PLN Nias ini ditemukan tewas terapung di Aceh Singkil
Darwin juga menyebutkan, bahwa korban pindah dari PLN Kota Batu Rantau Prapat, dan terhitung kerja di PLN Nias per tanggal 1 Agustus 2019 sebagai Manajer Bagian Jaringan.
“Pindah ke Nias bukan hal yang memberatkan lagi, karena transportasi dan komunikasi sudah lengkap, baik itu pesawat dan juga lewat laut. Artinya bukan seperti dulu lagi yang masih terbatas akses transportasi dan juga komunikasi,” terang Darwin.
Kabar hilangnya Mangatas Gultom diketahui tanggal 2 Oktober 2019 ketika putus kontak dengan pihak keluarga. Dalam manifes kapal fery tujuan Nias-Sibolga ada nama korban.
Pihak keluarga langsung berupaya melakukan pencarian dan juga melaporkan kejadian ke pihak yang berwajib.
Dan pada Senin pagi, nelayan di kawasan Pulau Mangkir Besar, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil menemukan jenazah korban terapung dengan posisi telungkup. Dari badan korban ditemukan identitas berupa SIM dan juga kartu identitasnya.
Sementara itu kakak ipar korban yang dikonfirmasi Senin malam membenarkan akan berangkat besok pagi dari Nias menuju Kualanamu.
“Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan juga keluarga besar Gultom yang ada di Sibolga-Tapanuli Tengah yang sudah turut membantu kami. Dan juga kepada nelayan yang di Aceh Singkil yang sudah memberikan informasi atas penemuan jenazah adik kami serta para warganet dan media yang sudah turut membantu,” ucapnya dengan nada sedih. (*)