Solok, Sumbar, (ANTARA) - Petani di Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat membiarkan tomatnya membusuk di pinggir ladang karena harga tomat anjlok, yakni Rp500 per kilogram.
Menurut salah seorang pentani di Alahan Panjang May Yenti (42), di Kabupaten Solok, Senin, turunnya harga tanaman di Alahan Panjang berlangsung sejak tiga bulan yang lalu secara bertahap.
"Sebelumnya harga tomat mencapai Rp6.000 per kilogram, kemudian turun menjadi Rp4.000 dan turun lagi menjadi Rp2.000 perkilogram, bahkan hingga sekarang hanya mencapai Rp500 per kilogram," ujarnya.
Selain harga yang murah penjualannya di pasaran juga susah, sehingga banyak petani yang membiarkan tomatnya membusuk di pinggir ladang.
Selain itu, petani lainnya Dafrianto (39) juga mengeluhkan harga sejumlah tanaman lainnya turun seperti bawang merah hanya Rp11.000 per kilogram dibandingkan sebelumnya mencapai Rp30.000 per kilogram, harga cabai juga turun Rp38.000 per kilogram dari Rp 60.000 per kilogramnya.
"Kami tidak tahu pasti penyebab turunnya, yang jelas saat ini semua tanaman rata-rata mengalami penurunan harga," sebutnya.
Begitu juga dengan harga kubis biasanya Rp3.000 per kilogram, sekarang hanya Rp1.000 per kilogram.
Ia menyebutkan harga tanaman yang naik saat ini hanya kentang yakni Rp12.000 per kilogram dibandingkan sebelumnya hanya Rp9.000 per kilogram.
"Kebetulan tanaman yang banyak dipanen oleh petani di Alahan Panjang saat ini bawang, cabai dan tomat," sambungnya.
Menurut petani lainnya Edi (45) kerugian petani saat ini mencapai 90 persen, sedangkan kerugian petani tomat mencapai 100 persen.
"Karena biaya perawatannya yang tidak sedikit seperti upah pengolahan lahan serta harga pupuk dan pestisida juga naik, sedangkan semua harga tanaman turun," kata dia.
Ia juga mengeluhkan penanaman bawangnya mengalami gagal panen, karena diserang hama dan ulat.
Selain itu, saat ini Alahan Panjang juga tengah dilanda musim kemarau dan kabut asap, tentunya berdampak buruk bagi tanaman.
"Biasanya kami menyemprotkan pestisida ke tanaman hanya dua kali seminggu, namun sekarang harus tiga kali seminggu akibat kabut asap, sedangkan harga pestisida terus naik dipasaran," ujarnya.
Berita Terkait
DosPulKam IPB latih KWT Agam buat selai-sauce tomat
Jumat, 24 November 2023 19:07 Wib
Harga daging ayam dan tomat naik di Solok Selatan
Rabu, 22 Juni 2022 14:12 Wib
Produksi Tomat Rasa Kurma Khas Bandungan
Kamis, 7 April 2022 16:58 Wib
Mengatasi kelebihan panen tomat dan harga murah, ini solusi diupayakan Pemkab Tanah Datar
Kamis, 9 September 2021 15:37 Wib
Ini 10 manfaat mengonsumsi jus tomat rutin setiap hari
Jumat, 9 Juli 2021 10:47 Wib
Ditingkat petani, harga tomat naik menjadi Rp5.500 per kilogram
Rabu, 26 Mei 2021 15:32 Wib
Pemkab Solok harapkan FGD inovasi tomat berwawasan lingkungan tingkatkan kesejahteraan petani
Selasa, 24 November 2020 19:50 Wib
PETANI TOMAT MERUGI
Senin, 7 September 2020 14:36 Wib