Grup H jadi ajang bintang baru

id grup liga champions,liga champions,ajax,chelsea,valencia,lille

Grup H jadi ajang bintang baru

Tim-tim Grup H Liga Champions 2019/20. (ANTARA/Gilang Galiartha)

Jakarta (ANTARA) - Kecuali Valencia, tim-tim penghuni Grup H Liga Champions yakni Ajax, Chelsea dan Lille memasuki musim 2019/20 dengan satu tema serupa yakni mencari bintang baru yang bisa dijadikan tulang punggung mereka.

Ajax kehilangan Matthijs de Ligt, Frenkie de Jong dan Luuk de Jong, tiga kepingan penting dalam melakoni kisah Cinderella di Liga Champions musim lalu.

Namun, masih ada sedikitnya empat nama penting yang bertahan, sebut saja Dusan Tadic, Donny van de Beek, Hakim Ziyech dan David Neres.

Sang pelatih kepala Erik ten Hag juga masih punya sosok gaek Klaas-Jan Huntelaar, penyerang tua-tua keladi yang bisa memikul harapan ketika Ajax dalam situasi terdesak.

Perginya Frenkie de Jong jelas memberikan panggung bagi Van de Beek untuk mengendalikan lini tengah Ajax musim ini.

Lisandro Martinez jelas bakal mendapat sorotan, setelah beberapa kali dipercaya mengisi slot yang ditinggalkan De Ligt, meski ia kerap juga ditempatkan di posisi awalnya yakni gelandang bertahan. Belakangan sosok Perr Schuurs, bek berusia 19 tahun juga mulai mendapat kepercayaan untuk mengisi palang pintu pertahanan.

Meski sempat terjegal di pekan pembuka Liga Belanda, Ajax kini telah mengarungi awal musim yang baik dan hilangnya tiga pilar rupanya bisa diantisipasi dengan penampilan Tadic yang cukup konsisten. Tadic adalah kartu as bagi Ajax untuk bisa melewati fase grup dengan sukses.

Di Stamford Bridge, Chelsea yang ditinggalkan Eden Hazard ditambah larangan belanja dua musim menempatkan Frank Lampard dalam situasi yang cukup sulit sejak menjadi manajer tim yang membesarkan namanya itu.

Tammy Abraham dan Mason Mount menjelma menjadi dua andalan Lampard dan sejauh ini keduanya tampil cukup menjanjikan, meski Chelsea tak selalu meraih hasil yang positif.

Di sisi lain, Christian Pulisic, memang masih membutuhkan adaptasi, namun seketika ia menemukan ritmenya pemuda Amerika Serikat berusia 20 tahun itu sangat berpeluang untuk menjadi pemikul tanggung jawab terbesar Chelsea sepeninggal Hazard.

Lampard jelas butuh waktu, namun empat bulan rasanya tak terlalu singkat baginya untuk bisa menemukan cara menuntun Chelsea lolos ke fase 16 besar.

Sebagaimana Ajax dan Chelsea, Lille kehilangan pilar yang menyokong mereka musim lalu, Nicolas Pepe dan Rafael Leao. Yang pertama jadi rekor pembelian termahal Arsenal, yang lainnya hijrah ke Italia bersama AC Milan.

Manajemen Lille berusaha membayar kehilangan itu dengan mendatangkan Victor Omsihen yang memulai dengan baik kala debut, meski penampilan berikutnya membuktikan bahwa ia masih butuh waktu untuk beradaptasi lebih baik lagi.

Omsihen tak sendirian membangun era baru Lille, ada Renato Sanches dan Timothy Weah. Sanches mungkin sulit melepaskan label sebagai pemain gagal Bayern Muenchen, namun di kolam yang lebih kecil ia adalah ikan yang cukup gesit untuk jadi pemimpin. Legiun Portugal itu hanya perlu menerjemahkannya untuk membantu Lille bersaing di Champions.

Sementara Weah, putra dari legenda sepak bola sekaligus Presiden Liberia saat ini George Weah, adalah salah satu talenta buruan banyak pihak musim lalu. Berada di Lille memberikan kesempatan baginya untuk mengasah diri lebih jauh dan membuktikan bahwa pandangan banyak orang tak salah.

Satu hal yang tak dimiliki Lille adalah pengalaman dan itu membuat mereka akan kesulitan menyaingi Ajax dan Chelsea.

Hal yang sama juga mungkin terjadi di kubu Valencia. Mereka memang tidak jadi --atau setidaknya tertunda-- kehilangan bintangnya Rodrigo Moreno yang sempat santer dikabarkan akan menyeberang ke Atletico Madrid.

Namun, Rodrigo tak memiliki banyak dukungan kecuali sang kapten Dani Parejo yang harus diakui masih menjadi ruh permainan Valencia di lini tengah.

Nama-nama baru seperti Goncalo Guedes, Denis Cheryshev dan Maxi Gomez maupun nama lama di diri Kevin Gameiro agaknya masih belum cukup untuk membantu Valencia melenggang di Grup H.

Sepekan sebelum fase grup Liga Champions dimulai Valencia melakukan tindakan mengejutkan dengan memecat Marcelino Garcia Toral dari kursi pelatih dan menggantinya dengan Albert Celades. Mudahnya mengganti pelatih juara Copa del Rey sekaligus empat besar Liga Spanyol dengan pelatih minim jejak kecuali di level junior --itu pun tanpa prestasi-- dan hanya dikenal karena menjadi asisten Julen Lopetegui di timnas Spanyol dan Real Madrid, dua pekerjaan singkat tanpa hasil.

Terlepas dari faktor pelatih yang terjadi tiba-tiba, patut dicatat Valencia punya salah satu talenta muda yang bakal dinantikan penampilannya yakni Ferran Torres. Bukan tidak mungkin Torres juga bakal memainkan peranan penting dalam perjuangan Valencia di Champions nantinya.

Jadwal pertandingan penyisihan Grup H (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama):

Rabu (18/9) Chelsea vs Valencia

Rabu (18/9) Ajax vs Lille

Kamis (3/10) Lille vs Chelsea

Kamis (3/10) Valencia vs Ajax

Rabu (23/10) Ajax vs Chelsea

Kamis (24/10) Lille vs Valencia

Rabu (6/11) Chelsea vs Ajax

Rabu (6/11) Valencia vs Lille

Kamis (28/11) Valencia vs Chelsea

Kamis (28/11) Lille vs Ajax

Rabu (11/12) Ajax vs Valencia

Rabu (11/12) Chelsea vs Lille

Prediksi klasemen akhir Grup H

1. Ajax

2. Chelsea

3. Valencia

4. Lille