Peluang Indonesia jadi pemain utama bisnis minyak atsiri

id minyak atsiri,lipi,Anny Sulaswatty

Peluang Indonesia jadi pemain utama bisnis minyak atsiri

Proses pengolahan minyak atsiri. (ANTARA SUMBAR/Tri Asmaini)

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anny Sulaswatty mengatakan Indonesia berpotensi untuk menjadi pemain utama bisnis minyak atsiri, namun harus didukung dengan penguatan pengolahan lebih lanjut minyak atsiri.

"Dengan memperluas penerapan fraksinasi, pemurnian serta perbaikan teknologi ekstraksi dan lainnya di industri, maka minyak atsiri tidak lagi hanya dalam bentuk mentah, tetapi dapat meningkatkan daya saing produk minyak atsiri Indonesia dan turunannya di tingkat global," kata Anny Sulaswatty dalam orasi pengukuhan Profesor Riset yang berjudul "Penerapan Teknologi Non-Konvensional dalam Ekstraksi Komponen Utama Atsiri dan Produk Turunannya di Indonesia", Jakarta, Selasa.

Dalam orasi ilmiah, Anny Sulaswatty mengatakan pentingnya memperluas penerapan penelitian fraksinasi, pemurnian, serta perbaikan teknologi ekstraksi untuk meningkatkan nilai jual produk minyak atsiri.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2017, ekspor minyak atsiri mengalami kecenderungan peningkatan rata-rata per tahun 14 persen. pada tahun 2016, ekspor minyak atsiri Indonesia sebesar 360.900.100 dolar AS, sedangkan impornya mencapai 1.043.300.000 dolar AS.

Nilai impor Indonesia untuk turunan minyak atsiri sangat tinggi dibandingkan bahan dasarnya seperti ester sitronelal, mentol, eugenol dan vanilin.

Sementara, ekspor minyak atsiri Indonesia masih berupa minyak atsiri mentah yang belum diproses lebih lanjut sehingga mengakibatkan tingginya nilai impor dibandingkan dengan ekspor.

Anny menuturkan impor minyak atsiri kebanyakan berupa turunan atau isolat senyawa kimia dari minyak atsiri tersebut yang harganya sangat tinggi dibandingkan dengan bahan dasarnya seperti ester sitronelal, mentol, eugenol dan vanilin.

Sementara itu, minyak atsiri Indonesia berupa minyak atsiri mentah yang belum diproses lebih lanjut sehingga perlu adanya tahap pengolahan lanjut minyak atsiri guna meningkatkan nilai tambah minyak atsiri Indonesia sehingga memiliki daya saing yang tinggi di pasar global.

Minyak serai wangi memiliki berbagai produk turunan diantaranya sitronelal dan rhodinol. Minyak cengkih yang dihasilkan dari bagian daun dan batang tanaman cengkih memiliki produk turunan antara lain eugenol.

Tidak sebatas dimanfaatkan sebagai kosmetik, juga pengembangan menjadi bahan dasar farmasi seperti kandungan eugenol dalam cengkih yang bermanfaat sebagai antioksidan dan antiseptik. Sedangkan turunan kandungan serai bisa menjadi mentol murni yang dapat digunakan sebagai obat dan bahan pangan.