Puluhan Wali Nagari Dharmasraya belajar pengentasan kemiskinan ke Malang

id Budi Waluyo,dharmasraya,sumbar

Puluhan Wali Nagari Dharmasraya belajar pengentasan kemiskinan ke Malang

Kepala Bagian Humas Budi Waluyo (tengah) dalam pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (28/7). (ANTARASUMBAR/Humas Dharmasraya)

Pulau Punjung, (ANTARA) - Sebanyak 52 wali nagari (kepala desa adat) di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat melakukan studi banding ke Kabupaten Malang, Jawa Timur dalam rangka belajar pengentasan kemiskinan untuk selanjutnya diterapkan di daerah itu.

"Pengentasan kemiskinan masih menjadi prioritas nagari di Kabupaten Dharmasraya, itulah sebabnya wali nagari sepakat untuk melakukan kunjungan kerja ke daerah itu," kata Kepala Bagian Humas Pemkab Dharmasraya Budi Waluyo saat dihubungi di Pulau Punjung, Senin.

Ia mengatakan dalam lawatan ke Kabupaten Malang para wali nagari akan berkunjung ke dua desa yang dinilai berhasil dalam program pengentasan kemiskinan.

Desa itu di antaranya Desa Ngroto, Kecamatan Pujon merupakan desa terbaik nasional yang ditetapkan Kementerian Desa, Transmigrasi, dan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Juli 2018.

"Desa Ngroto menjadi terbaik tingkat nasional melalui Program Gerakan Penanggulangan Kemiskinan Pedesaan (GalangKesan) yang saat ini menjadi pilot project program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Malang," ungkap dia.

Kemudian lanjut dia, para wali nagari juga akan belajar ke Desa Bendosari, Pujon yang berhasil meciptakan lapangan kerja melalui pengelolaan kotoran sapi menjadi biogas, serta pengembangan pariwisata petik buah apel dan kopi.

Sementara Wali Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Aswat menyambut baik kegiatan tesebut.

Ia menilai kegiatan sharing informasi perlu dilakukan dalam rangka menggali informasi yang bisa didapat secara teknis real dan empiris untuk kemajuan pembangunan Dharmasraya ke depan.

"Kemudian untuk menambah wawasan, menimba pengalaman baru, membandingkan daerah kita, dan menambah cakrawala berfikir dengan yang lain," ujarnya.

Ia menambahkan studi banding dilakukan 28 Juli sampai 1 Agustus 2019. Anggaran yag digunakan dalam kegiatan bersumber dari dana ruti sharing informasi. (*)