Budi daya udang windu di Ranah Pesisir berpotensi dikembangkan

id Udang Windu,Budidaya Udang Windu,Ranah Pesisir,Pesisir Selatan

Budi daya udang windu di Ranah Pesisir berpotensi dikembangkan

Foto udara kawasan mangrove nipah yang sudah berubah menjadi tambak udang, di Ulakan, Padangpariaman, Sumatera Barat, Sabtu (20/4/2019). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww)

​​​​​​​Painan, (ANTARA) - Desa (Nagari) Sungai Tunu Barat, Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat memiliki puluhan hektare areal budi daya udang windu yang potensial untuk dikembangkan.

"Setidaknya terdapat sekitar 34 hektare lokasi yang bisa dijadikan sebagai tempat budi daya udang windu," kata Wali Nagari Sungai Tunu Barat, Zulkifli di Painan, Sabtu.

Sebelumnya pada tahun 2008-2009, masyarakat setempat telah mengelola areal namun karena anggaran dan kemampuan yang terbatas akhirnya mereka "gulung tikar".

"Hingga saat ini di lokasi bekas-bekas tambak yang dibuat oleh warga bisa dengan mudah ditemukan," sebutnya.

Berikutnya, berkat komunikasi pejabat daerah setempat dengan pemerintah pusat, pada 2014 beberapa orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah meninjau lokasi.

"Waktu itu mereka bahkan menginap di sini lebih kurang seminggu, namun hingga saat ini kami tidak mendapat kejelasan apakah ada rencana pusat mengelola lokasi atau tidak," imbuhnya.

Di lokasi 34 hektare itu, selain tersedia sumber air yang memadai, masyarakat setempat juga mendukung penuh rencana budi daya udang windu.

Bahkan mereka mengaku siap menebang tanaman-tanaman produktif miliknya seperti pohon kelapa dan lainnya, jika sekiranya mengganggu keberlangsungan budi daya.

Yang tidak kalah penting, tambahnya, lokasi merupakan habitat udang windu. Dalam sehari nelayan setempat mampu menangkap udang tersebut hingga satu ton menggunakan alat tangkap tradisional yang dioperasikan pada malam hari.

"Saya yakin jika areal ini dikelola dengan maksimal maka akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dan peningkatan pendapatan asli nagari," katanya lagi. (*)