New York, (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah berlanjutnya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan sebuah tanda bantuan untuk pasar karena laporan Muller yang baru dirilis, mengklaim tidak ada bukti dari Presiden AS Donald Trump dan tim kampanyenya berkolusi dengan Rusia.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 14,51 poin atau 0,06 persen, menjadi berakhir di 25.516,83 poin. Indeks S&P 500 turun 2,35 poin atau 0,08 persen, menjadi ditutup di 2.798,36 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 5,13 poin atau 0,07 persen, menjadi berakhir di 7.637,54 poin.
Saham Apple turun lebih dari 1,21 persen, setelah raksasa teknologi itu mengumumkan serangkaian layanan-layanan baru pada Senin (25/3), karena perusahaan berusaha memperluas area pertumbuhan pendapatan untuk mengimbangi melemahnya penjualan iPhone.
Apple meluncurkan layanan video streaming yang disebut Apple TV Plus yang menampilkan konten yang diproduksi Apple, dan layanan berlangganan baru, yang menambahkan konten majalah ke aplikasi Apple News.
Saham Boeing naik hampir 2,29 persen, setelah raksasa produsen pesawat AS itu dilaporkan mengundang tiga maskapai penerbangan AS pada akhir pekan untuk meninjau pembaruan perangkat lunak untuk armada 737 MAX-nya, yang telah mengalami dua kecelakaan fatal selama lima bulan terakhir.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di penutupan pasar, dengan sektor teknologi informasi turun 0,4 persen, memimpin kemerosotan.
Sebuah laporan terbaru tidak menemukan bukti kolusi Presiden AS Donald Trump dengan Rusia, yang mengangkat pasar sekitar tengah hari untuk sesi jangka pendek.
Penyelidikan yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller tidak menemukan bahwa kampanye Trump atau siapa pun yang terkait dengannya, berkonspirasi atau berkoordinasi dengan Rusia dalam upayanya untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS 2016, menurut Jaksa Agung William Barr.
Kekhawatiran atas penyelidikan tetap ada di kalangan investor dan pedagang, karena bisa menghambat langkah pemerintahan Trump untuk memotong pajak dan melonggarkan peraturan tentang perusahaan-perusahaan, catat para analis.
Sentimen investor terus dipengaruhi oleh kurva imbal hasil terbalik pada Jumat lalu (22/3), karena selisih antara imbal hasil surat utang negara 3-bulan AS dan obligasi 10-tahun AS berubah menjadi negatif, pertama kalinya sejak 2007, menurut data Refinitiv Tradeweb.
Kurva imbal hasil terbalik terjadi ketika suku bunga jangka pendek melampaui suku bunga jangka panjangnya, yang secara luas dianggap sebagai indikator utama resesi dalam waktu dekat. (*)
Berita Terkait
Saham Wall Street ditutup lebih tinggi, Dow bukukan kenaikan hari kedelapan
Kamis, 20 Juli 2023 7:41 Wib
Jokowi dijadwalkan temui pelajar dan resmikan Papua Street Carnival
Jumat, 7 Juli 2023 8:48 Wib
Saham-saham Wall Street Sabtu pagi berakhir turun tajam tertekan kecemasan penularan bank
Sabtu, 18 Maret 2023 6:47 Wib
Saham-saham Wall St Selasa pagi sebagian besar turun terseret saham bank, Nasdaq menguat
Selasa, 14 Maret 2023 7:09 Wib
Saham-saham Wall Street Kamis pagi beragam, investor bidik data pekerjaan mendatang
Kamis, 9 Maret 2023 7:11 Wib
Saham-saham Wall St Rabu pagi anjlok imbas Powell isyaratkan kenaikan suku bunga lebih tajam
Rabu, 8 Maret 2023 6:28 Wib
Saham-saham Wall Street Selasa pagi ditutup beragam jelang kesaksian Powell, laporan pekerjaan
Selasa, 7 Maret 2023 6:34 Wib
Saham-saham Wall Street Jumat pagi menetap lebih tinggi setelah imbal hasil obligasi melemah
Jumat, 3 Maret 2023 6:20 Wib