Kebersihan lingkungan dukung Batang Arau jadi destinasi wisata Padang

id Batang Arau

Kebersihan lingkungan dukung Batang Arau jadi destinasi wisata Padang

Foto udara jalur pedestrian yang baru dibangun di sisi kiri sungai Batang Arau, Padang, Sumatera Barat, Selasa (25/12/2018). Penataan permukiman kumuh Batang Arau oleh Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR itu, salah satunya dengan membangun pedestrian serta taman dan spot wisata menggunakan biaya APBN 2018 senilai Rp 25,4 miliar itu telah rampung dan bisa dinikmati pada liburan akhir tahun INI. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww

Padang (ANTARA) - Aliran Sungai Batang Arau yang bermuara ke Pantai Padang dan menjadi salah satu tempat sandar kapal pesiar berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan Kota Padang jika dermaga ditata serta kebersihan terjaga.

"Dermaga darurat cukup banyak di bangun masyarakat sekitar di aliran sungai ini. Sebagian tidak tertata dan menjadi kuburan bangkai kapal. Ke depan ini perlu di tata," kata Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di Padang, Sabtu.

Ia mengatakan itu saat menghadiri aksi bersih-bersih sampah di Sungai Batang Arau dalam rangka memperingati Hari Air dan Hari Sampah Nasional 2019.

Menurutnya agar hal tersebut bisa terlaksana dengan baik dan terprogram, Wali Kota Padang harus mengeluarkan regulasi berupa peraturan-peraturan khusus untuk Batang Arau.

Selain itu, sampah yang terbawa aliran air sungai juga cukup mengganggu pemandangan dan harus ditanggulangi secepatnya agar lebih mendukung pengembangan lokasi itu jadi tempat wisata.

Irwan menilai aksi bersih-bersih sungai secara gotong-royong bisa menjadi salah satu solusi untuk menumbuhkan kesadaran warga sekitar akan pentingnya pengelolaan sampah agar tidak mencemari sungai.

Ia mengimbau kegiatan itu untuk sementara terus dilanjutkan setiap minggu setidaknya hingga tiga bulan sampai masyarakat sekitar menjadi terbiasa membersihkan sampah sungai secara mandiri.

"Selanjutnya nanti lurah atau camat setempat bisa melanjutkan kegiatan ini agar menjadi rutin," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri mengatakan bersih-bersih sampah di sungai merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah yang sampai di laut.

Pencemaran sungai dan laut akibat sampah, terutama sampah plastik telah terbukti merusak ekosistem dan membahayakan biota laut.

Hal tersebut terlihat dari banyaknya kasus biota laut yang mati karena sampah plastik, seperti kura-kura laut, lumba-lumba hingga paus.

"Pengurangan sampah plastik adalah tanggung jawab kita bersama. Gotong-royong ini hanya cara untuk bisa memberikan penyadaran pentingnya pengelolaan sampah pada masyarakat," ujarnya.

Gotong-royong membersihkan sampah di Batang Arau sepanjang 3,5 kilometer itu diikuti sekitar 2.500 masyarakat di Kota Padang dalam rangka memperingati Hari Air dan Hari Sampah Nasional 2019.

Selain dilakukan dengan cara mengutip di pinggiran sungai, juga ada sejumlah boat atau perahu yang dikerahkan memilih sampah yang mengapung di Batang Arau.

Gotong royong itu, juga turut melibatkan pihak Lantamal, Korem, Lanud dan Polri, serta Badan Usaha Milik Nagari (BUMN) PT. Semen Padang.(*)