Keluarga berharap pemerintah fasilitasi mereka berangkat ke Selandia Baru

id Penembakan, teroris

Keluarga berharap pemerintah fasilitasi mereka berangkat ke Selandia Baru

Kakak korban penembakan di Masjid Al Noor Kota Christcurch Selandia Baru, Hendra menunjukkan foto adiknya kepada awak media di Kota Padang, Jumat (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution) (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution/)

Padang (ANTARA) - Keluarga korban penembakan di Masjid Al Noor Kota Christcurch Selandia Baru, Hendra berharap pemerintah dapat memfasilitasi dirinya bertemu adiknya Zulfirman Syah dan anaknya yang menjadi korban penembakan di daerah itu pada Jumat siang.

"Kami berharap Gubernur Sumbar dan pemerintah pusat untuk memfasilitasi kami datang ke sana," kata dia di Padang, Jumat.

Dirinya akan mencoba melaporkan diri kepada pemerintah dengan harapan dapat melihat secara langsung kondisi adik kandungnya tersebut.

Ia mengatakan Zulfirman Syah merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dan dia anak kelima.

"Zul ini tepat di bawah saya dan kami berharap dapat segera bertemu,"katanya.

Ia mengaku telah mendapatkan nomor Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan informasi terbaru namun hingga saat ini dirinya belum menghubungi nomor tersebut.

"Namun saya telah menghubungi pelajar Sumbar yang bersekolah di sana untuk menjaga Zul dan keluarga di sana," kata dia.

Hendra menyampaikan hingga saat ini dirinya belum memberitahukan kejadian naas tersebut kepada orangtuanya karena khawatir kondisi mereka terguncang.

"Kami berharap awak media tidak usah datang ke rumah," katanya.

Sebelumnya Dua orang warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam aksi teror penembakan massal yang terjadi di masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat, 15 Maret 2019, pukul 13:40 (waktu setempat).

"Kami baru menerima informasi bahwa terdapat dua WNI yang tertembak dalam peristiwa penembakan di masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir.

Arrmanatha menyatakan berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh KBRI di Wellington dari kelompok WNI di Christchurch, bahwa dua WNI yang tertembak dalam peristiwa tersebut adalah seorang ayah dan anaknya. Keduanya sekarang masih mendapatkan perawatan di Christchurch Public Hospital.

"Ayahnya saat ini dirawat di ruang ICU dan anaknya juga dirawat di rumah sakit yang sama tetapi di ruang perawatan biasa," ujar dia

Sebelumnya sebanyak 40 orang tewas dan lebih 20 lagi luka parah dalam aksi penembakan di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat, yang disebut Perdana Menteri Jacinda Ardern sebagai serangan teroris.

Pembunuhan oleh sedikitnya seorang pria bersenjata itu dilakukan saat sholat Jumat berlangsung di Kota Christchurch. Itu merupakan penembakan massal terburuk di negara itu dan dikutuk di seluruh wilayah Asia.

"Kami mendapat laporan bahwa 40 orang meninggal dalam aksi kekerasan ekstrim ini," kata Ardern. "Jelas serangan ini dapat dilukiskan sebagai serangan teroris.