Ogan Komering Ilir siaga bencana banjir dan longsor
Palembang,(Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor terhitung 20 Februari 2019 hingga tiga bulan ke depan.
Kasubag Humas Pemkab OKI, Adi Yanto dihubungi dari Palembang, Rabu mengatakan penetapan status siaga bencana banjir dan longsor untuk merespon adanya kejadian banjir yang merendam tiga kecamatan di Kabupaten OKI.
"Penetapan status siaga ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, baik dari instansi pemerintah maupun masyarakatnya sendiri," ucapnya.
Banjir melanda sebagian wilayah di OKI karena curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Ratusan rumah yang terendam tersebar di kawasan Purnajaya, Talang Kubu serta Sukadana.
Kedalaman air sampai mencapai satu meter, terutama di area yang berada di daratan rendah mengingat OKI merupakan kabupaten yang banyak memiliki kawasan rawa gambut.
Hingga kini warga masih enggan mengungsi karena ingin menjaga barang-barang di rumahnya.
Untuk itu, warga meminta bantuan mobil MCK dan fasilitas dapur umum, kata dia.
Ia mengatakan sementara ini warga menduga penyebab banjir ini salah satunya karena adanya proyek pembangunan jalan Tol Kapal Betung (Kayu Agung-Palembang-Betung).
"Rencananya pemerintah kabupaten akan meminta kepada kontraktor dari Waskita untuk membuka pintu air, kalau airnya surut, artinya memang karena tol," kata Adi. (*)
Kasubag Humas Pemkab OKI, Adi Yanto dihubungi dari Palembang, Rabu mengatakan penetapan status siaga bencana banjir dan longsor untuk merespon adanya kejadian banjir yang merendam tiga kecamatan di Kabupaten OKI.
"Penetapan status siaga ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, baik dari instansi pemerintah maupun masyarakatnya sendiri," ucapnya.
Banjir melanda sebagian wilayah di OKI karena curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Ratusan rumah yang terendam tersebar di kawasan Purnajaya, Talang Kubu serta Sukadana.
Kedalaman air sampai mencapai satu meter, terutama di area yang berada di daratan rendah mengingat OKI merupakan kabupaten yang banyak memiliki kawasan rawa gambut.
Hingga kini warga masih enggan mengungsi karena ingin menjaga barang-barang di rumahnya.
Untuk itu, warga meminta bantuan mobil MCK dan fasilitas dapur umum, kata dia.
Ia mengatakan sementara ini warga menduga penyebab banjir ini salah satunya karena adanya proyek pembangunan jalan Tol Kapal Betung (Kayu Agung-Palembang-Betung).
"Rencananya pemerintah kabupaten akan meminta kepada kontraktor dari Waskita untuk membuka pintu air, kalau airnya surut, artinya memang karena tol," kata Adi. (*)