Usaha makanan di bandara Minangkabau sepi pembeli terimbas mahalnya harga tiket

id bandara

Usaha makanan di bandara Minangkabau sepi pembeli terimbas mahalnya harga tiket

Suasana area keberangakatan di Bandara Internasional Minangkabau. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Sejumlah pemilik usaha makanan dan minuman di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat mulai merasakan imbas kenaikan harga tiket pesawat ditandai dengan sepinya jumlah pembeli.

Salah seorang pengelola Rumah Makan Padang di Bandara Minangkabau Risa di Padang Pariaman, Senin mengaku sebelumnya ia bisa mengantongi omzet hingga Rp7 juta per hari namun sejak Januari bisa mengantongi Rp3 juta per hari saja sudah syukur.

Akibatnya, restoran Padang yang berada di area pintu keberangkatan penumpangan tersebut mulai mengurangi makanan yang disediakan mengantisipasi tidak terlalu banyak sisa.

"Kami khawatir juga kalau ini terus berlangsung kata bos bisa ditutup karena tidak seimbang pemasukan dengan sewa tempat," kata dia.

Tidak hanya rumah makan Padang, Suci salah seorang karyawan gerai Soto di Bandara Minangkabau juga mengaku pengunjungnya berkurang hingga 30 persen.

"Jika satu hari bisa mencapai 100 orang yang makan, sekarang 70 orang sudah banyak," katanya.

Beranjak ke lantai tiga area keberangkatan salah satu lounge yang ada di sana juga mengalami imbas.

Menurut Ana pengelola lounge biasanya dalam sehari mereka bisa melayani 50 pax namun sekarang turun jadi 30 pax.

Kendati lounge tersebut kerap disinggahi kalangan berduit untuk bersantap sebelum berangkat sejak tiket pesawat naik ikut terimbas.

Demikian juga dengan gerai bakso yang ada di ruang tunggu keberangkatan juga terkena imbas dengan penurunan jumlah konsumen hingga 30 persen sehari.

Semua pengelola usaha tersebut berharap harga tiket kembali normal sehingga penumpang jadi ramai di bandara.

Sementara General Manager Bandara Minangkabau Dwi Ananda saat kampanye keselamatan penerbangan mengatakan terjadi penurunan jumlah penerbangan dan jumlah penumpang sejak Desember 2018.

Untuk jumlah penumpang Dwi menyebutkan turun sekitar 2.000 orang per hari.

"Penurunan ini, berdampak ke pendapatan mengingat kontribusi pajak bandara (PSC) sebanyak 40 persen ke pendapatan Angkasa Pura II.Cukup besar, cukup signifikan, 40 persen," katanya.

Dia menambahkan, meskipun tidak semua penurunan penumpang diakibatkan karena satu faktor, yaitu naiknya harga tiket pesawat.

Dwi mengatakan akibat dari penurunan penumpang, hal itu juga berdampak pada penurunan pembeli dari gerai di Bandara Minangkabau. (*)