Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Lembaga Pendidikan Ma'arif Pengurus Besar Nadlatul Ulama (LP Ma'arif PBNU) mendatangi Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyampaikan protes berkenaan dengan penyebutan NU sebagai ormas radikal dalam buku ajar Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar.
"Rapat LP Ma'arif NU PBNU dengan jajaran Kemendikbud, Rabu, membahas protes keras buku ajar yang mencatumkan NU termasuk organisasi radikal," kata Ketua LP Ma'arif PBNU H Arifin Djunaidi dalam keterangan tertulis organisasi di Jakarta, Rabu.
Menurut Arifin, penyebutan NU sebagai organisasi radikal berpotensi dalam buku ajar bisa menimbulkan disintegrasi bangsa, padahal pelajaran sejarah seharusnya bisa menumbuhsuburkan nasionalisme.
Dia mengatakan dalam pertemuan dengan pejabat kementerian, pengurus LP Ma'arif PBNU juga melayangkan tiga tuntutan, pertama supaya kementerian menarik buku ajar tersebut dari peredaran dan menghentikan pencetakan buku itu untuk murid maupun guru.
Selain itu LP Ma'arif PBNU menuntut buku itu direvisi dengan melibatkan LP Ma'arif PBNU, serta meminta pemerintah melakukan mitigasi untuk mencegah penulisan buku yang tidak sesuai fakta dan mendiskreditkan NU dengan melibatkan LP Ma'arif PBNU.
"Alhamdulillah semua tuntutan LP Ma'arif NU dipenuhi," kata Arifin.
Pertemuan pengurus LP Ma'arif PBNU dan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dihadiri oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Masduki Baedowi dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi. (*)