Bumnag jadi penggerak perekonomian masyarakat

id Bumnag

Bumnag jadi penggerak perekonomian masyarakat

Ketua Forum BUMDes Indonesia H Febby Datuk Bangso selepas dikukuhkan dalam Munas Forum BUMDes Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution)

Padang Pariaman (Antaranews Sumbar) - Masyarakat Nagari Tigo Koto Aua Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat menyambut baik kehadiran Bumnag Batu Basa Mandiri yang dipercaya mampu menjadi motor penggerak perbaikan ekonomi di nagari itu.

Wali Nagari Tigo Koto Aua Malintang Azwar Mardi di Padang Pariaman, Minggu mengatakan pihaknya yakin pengelola Bumnag yang dikukuhkan oleh Staf Khusus Bidang Kebijakan Strategis Kemendes PDTH Febby Datuk Bangso, dapat amanah melaksanakan tugasnya dan membawa Bumnag mampu menjadi motor penggerak perbaikan ekonomi masyarakat.

Menurut dia setelah pengelola dibentuk banyak kegiatan yang langsung dikerjakan mulai dari mengelola destinasi wisata nagari, kuliner, industri rumah tangga, pengelolaan galian C, keterbukaan informasi nagari dan melakukan inovasi desa.

Ia mengatakan Nagari Koto Aua Malintang memiliki potensi wisata yakni kolam pemandian, namun saat ini kolam tersebut berisi ikan larangan.

“Pengembangan ke depan orang dapat berenang dan bermain denganikan larangan di kolam tersebut. Pengembangan ini dapat memanfaatkan aliran sungai Batang Tiku yang mengalir di wilayah yang berada di perbatasan Padang Pariaman dengan Agam,” kata dia.

Apabila wisata nagari dikembangkan tentu akan membuka peluang pula untuk kuliner dan bermuara kepada penguatan industri rumah tangga.

Modal dasar Bumnag Batu Basa Mandiri berasal dari penyertaan modal nagari. Ditahap awal, modal dasar berasal dari Dana Desa yang dialokasikan nagari setempat, senilai Rp 80 juta, lalu akan ada penambahan modal Rp 50 juta dari Kemendes PDTT yang diserahkan Datuk Febby.

Sementara itu Ketua Forum Bumdes Indonesia Datuak Febby mengingatkan agar pengelola Bumnag harus benar-benar memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya.

“Bumnag tidak semata-mata untuk mengejar keuntungan, tetapi bagaimana bisa menggerakkan perekonomian dan kesejahteraan di wilayahnya. Memberikan keuntungan untuk lingkungan,” katanya.

Menurutnya besarnya harapan masyarakat terhadap Bumnag tidaklah berlebihan. Kini, nagari yang dihuni sekitar 7.000 jiwa tersebut masyarakat memiliki mata pencaharian yang bergantung pada pertanian dapat mencari sumber pendapatan lainnya.

"Jika ada yang menggerakkan, kami yakin akan ada terobosan-terobosan besar yang diperoleh masyarakat," katanya.