New York, (Antaranews Sumbar) - Harga minyak berbalik naik atau "rebound" pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah OPEC dan aliansinya termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi tahun depan guna menopang penurunan harga minyak.
OPEC dan sekutu-sekutunya menandatangani kesepakatan untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) selama enam bulan pertama 2019, setelah pertemuan hari kedua mereka di Wina, Austria, yang kurang lebih memenuhi ekspektasi pasar.
Anggota OPEC menetapkan untuk memangkas produksi sebesar 800.000 barel per hari, sementara produsen non-OPEC akan memangkas 400.000 barel per hari. Pengurangan volume produksi itu keluar dalam menghadapi permintaan berulang Presiden AS Donald Trump untuk harga minyak yang lebih rendah.
Ketika Rusia menunjukkan kesediaan untuk bekerja sama dengan kartel minyak yang dipimpin Saudi menjelang pertemuan itu, negara itu setuju untuk mengurangi produksi sebesar 228.000-230.000 barel per hari, menurut Menteri Energi Rusia Alexander Novak.
Namun, dia mengatakan Rusia akan mengurangi produksinya secara bertahap mengingat kondisi musim dingin yang keras.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada wartawan bahwa kerajaan akan memenuhi janjinya dan mengambil tindakan tanpa penundaan, sehingga produksinya mungkin akan jatuh menjadi 10,7 juta barel per hari pada Desember dan 10,2 juta barel per hari pada Januari.
"Hal ini sebagian didorong oleh komitmen kami untuk memulai dengan langkah yang tepat pada 2019, dan untuk menunjukkan bahwa pengiriman pada perjanjian ini tidak akan memakan waktu yang lama dan berlarut-larut, yang berangsur-angsur akan turun," kata Falih.
"Kami mengatakan apa yang kami maksud dan kami menyampaikan apa yang kami katakan."
Namun Amerika Serikat terus menjadi sumber pasokan terbesar, karena telah menjadi eksportir minyak bersih untuk pertama kalinya dalam 75 tahun, dengan ekspornya melebihi impor pada pekan lalu.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 1,12 dolar AS menjadi menetap di 52,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, naik 1,61 dolar AS menjadi ditutup pada 61,67 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (*)
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib