Pelopor perkebunan kakao Solok dinobatkan terbaik nasional

id Kakao

Pelopor perkebunan kakao Solok dinobatkan terbaik nasional

Meraih penghargaan tingkat nasional dibidang pengembangan dan pembinaan budidaya komiditas kakao di Kabupaten Solok. (Ist)

Solok (Antaranews Sumbar) - Pelopor perkebunan komoditas kakao Kabupaten Solok, Busron Bahar dinobatkan sebagai terbaik I tingkat nasional 2018.

Agak-agaknya nyaris masyarakat Nagari Salayo di Kecamatan Kubung, Kabupaten Sosok tak mengenal sosok seorang Busron Bahar bersako gelar Malin Kayo.

Sosok tirus (tinggi kurus) ramah dan bersahaja menjadi atribut bagi dirinya. Orang lain bisa maju bersamanya adalah suatu kebahagian tersembunyi baginya.

Sosoknya memang dikenal sebagai pelopor perkebunan tanaman kakao, tak hanya di Salayo, para penggiat kakao di Kabupaten Solok sudah mengenalnya lewat kemapuannya yang mumpuni soal tanaman kakao.

Tak sedikit yang belajar ke tempatnya di Sawah Kandang, Jorong Batupalano. Keuletan itulah hingga memuat penggiat kakao lainnya yang berada di Selayo mendorong berdirinya kelompok tani SAIYO.

Tak tanggung-tagung debut prestasi dan prestisenya melambung ke gelanggang nasional, Kamis (25/10) Dirjen Perkebunan pada Kementerian Pertanian memutuskan kelompok tani SAIYO sebagai Duta Sumbar diputuskan Juara 1 Pengelola Kakao Tingkat Nasional 2018.

Piala bergilir sudah dalam genggaman. Busron penerimanya mewakil keltan SAIYO ketika Peringatan Hari kakao Sedunia di Jakarta.

Acara yang sama pada 2019 nanti bakal di selenggarakan di Kabupaten Solok. Apresiasi yang luar biasa tentunya dari pemerintah pusat.

Tak hanya Busron, prestasi lain juga diraih kategori lembina perkebunan kabupaten terbaik adalah Kabupaten Solok, Pembina Perkebunan Terbaik Provinsi Sumbar. Semuanya juara 1.

Diakui Malin Kayo, suami dari Wiwi Novita Yeni, keberhasilan itu adalah milik semua anggota Keltan SAIYO, sejurus tak kalah besarnya peranan Dinas Perkebunan Kabupaten Solok, Ir. Jon Admaizon dan Provinsi Sumbar.

Termasuk kemitraan dengan PT. PAII di bawah pimpinan Afdhal Aliasar dalam hal edukasi dan pemasaran serta atensi rekan pers lokal Solok yang tak kalah hebatnya dalam penyebaran informasi aktivitas keltan SAIYO.

Bagi Malin Kayo, predikat terbaik secara nasional ini bukan tujuan akhir tapi bagaimana masyarakat Selayo dan Kabupaten Solok menyikapi ini sebagai prospek cerah mengangkat perekonomian masyarakat.

Jika perlu Kabupaten Solok adalah sentra kakao di kawasan Sumatera. Berdirinya pabrik pengolahan kakao adalah obesinya.

Afdhal Aliasar mengakui, hasil biji laboratorium kakao di Singapore memutuskan bahwa kualitas kakao dikelola Keltan SAIYO sekelas dengan kakao di mancanegara negara seperti Perancis, Jerman dan Ausralia.

Luar biasa potensi Selayo memang untuk menuju Nagari Salayo Bangkit. Bravo Busron, anak rang Selayo.*