Ratusan keramba ikan di Danau Maninjau telah dibersihkan

id keramba, maninjau, KJA

Ratusan keramba ikan di Danau Maninjau telah dibersihkan

Salah satu program nasional Unit Pelaksana Teknis Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Danau Maninjau tempatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam. (Antara Sumbar/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merilis 880 petak keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau telah dibersihkan dari danau vulkanik itu semenjak 2016-2018 dalam rangka mengurangi pencemaran.

"Keramba jaring apung itu merupakan yang telah rusak tersebar di delapan nagari atau desa adat di Kecamatan Tanjungraya," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, Hamdi di Lubukbasung, Sabtu.

Ia mengatakan keramba jaring apung itu dibersihkan melalui gotong royong dengan melibatkan aparatur sipil negara pemerintah setempat, perangkat nagari, jorong dan masyarakat setempat.

Material keramba jaring apung berupa bambu dan jaring itu dikumpulkan di suatu lokasi. Ini untuk mengurangi pencemaran air danau tersebut.

"Pembersihan itu dilakukan setiap bulan semenjak 2016-2018 dan program ini bakal dilakukan setiap tahun," katanya.

Ia mengakui saat ini kondisini Danau Maninjau tercemar berat akibat pakan ikan yang mengendap di dasar danau itu.

Ini disebabkan jumlah keramba jaring apung cukup banyak mencapai 17 ribu unit.

Sementara kapasitas keramba jaring apung berdasarkan data tahun 2009 jumlah maksimalnya adalah 6.000 unit.

"Dengan kondisi itu, pakan ikan yang tidak dimakan akan mengendap di dasar danau," katanya.

Kasubdit Uji Tetap Unit Pelaksana Teknis Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Suryono, mengatakan, Unit Pelaksana Teknis Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan program prioritas nasional dalam upaya penyelamatan kualitas air di Danau Maninjau.

"Program itu dipusatkan di Nagari Sungai Batang dan program tersebut sudah jalan semenjak beberapa bulan lalu," katanya.

Ia mengatakan, program prioritas nasional itu berupa teknologi aquaponik dengan memanfaatkan tanaman yang bisa menyerap unsur hara di dasar danau vulkanik itu.

Lalu teknologi lahan basah terapung dengan menanam melati air untuk mengurangi nutrien di dalam air.

Selain itu teknologi habitat buatan sesuai kondisi alam, teknologi rumpon untuk menyediakan areal pemijahan ikan dan lainnya.

"Program yang dilakukan itu untuk meningkatkan oksigen di dalam air danau tersebut," katanya.