Ini upaya KPPPA bangkitkan psikologi anak-anak korban bencana

id Yohana Yembise

Ini upaya KPPPA bangkitkan psikologi anak-anak korban bencana

Menteri PPA, Yohana Yembise. (Antara)

Saya lihat di sini sudah ada fasilitasnya, jadi tumbuh kembang anak memang harus diperhatikan, mereka harus tetap bisa bermain dan kreatif
Palu, (Antaranews Sumbar) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mendatangkan psikolog untuk menilai kondisi psikologi anak-anak korban bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Kami datangkan psikolog untuk melakukan 'assessment' dan bila anak-anak masih membutuhkan pendampingan maka psikolognya akan mencari strategi seperti apa membangkitkan semangat anak-anak ini sehingga mereka merasa nyaman dan aman dan bergembira," kata Yohana di tenda kelas darurat di Petobo, Palu Selatan, Palu, Rabu.

Menurut dia, sudah ada Posko Pelayanan Perempuan dan Anak yang didirikan bekerja sama dengan satuan tugas dan organisasi-organisasi masyarakat untuk memastikan hak-hak mereka harus terpenuhi, contohnya seperti bersekolah.

"Saya lihat di sini sudah ada fasilitasnya, jadi tumbuh kembang anak memang harus diperhatikan, mereka harus tetap bisa bermain dan kreatif," lanjutnya.

Selain itu, ia mengatakan harus ada perlindungan khusus bagi anak-anak di tenda-tenda pengungsian ini. Pastikan anak merasa aman berada di tenda, sampai kondisi menjadi pulih kembali.

Sementara itu, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Bidang Situasi Darurat dan Kondisi Khusus Nyimas Aliah mengatakan dalam kondisi bencana seperti ini perempuan dan anak merupakan kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian.

Untuk dapat memastikan hak-hak mereka terpenuhi dalam situasi darurat bencana maka, menurut dia, perlu ada terlebih dulu data terpilah jumlah perempuan, anak, lansia, laki-laki dan disabilitas. Sehingga bisa mengkondisikan pemenuhan berapa kebutuhan yang diperlukan mereka, mengingat semua memiliki kebutuhan berbeda.

'Kalau perempuan terkait kebutuhan empat kodratinya, seperti ketika menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Ini semua harus terpenuhi, seperti ibu menyusui dalam kondisi bencana bisa membuat stres maka ASI bisa tidak keluar," ujar dia.

Maka ia mengatakan bantuan-bantuan yang diberikan hendaknya memperhitungkan itu semua. Bantuan susu untuk ibu hamil, ibu menyusui, vitamin untuk ibu hamil dan menyusui.

Selain itu, lanjutnya, perlu pula sarana dan prasarana yang responsif gender contohnya toilet dan tenda ramah perempuan.

Sebelumnya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama jajarannya mendatangi Yayasan Al Kautsar di Donggala Kodi dan tenda kelas darurat di Petobo Kota Palu. Menteri memberikan bantuan seperti susu ibu hamil, susu ibu menyusui, susu lansia, pembalut hingga pampers lansia. (*)