Pengungsi gempa-tsunami Sulteng capai 61.867 orang, tersebar di 109 titik
Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pengungsi yang diakibatkan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 61.867 orang.
"Sebanyak 61.867 pengungsi tersebar di 109 titik pengungsian dengan jumlah bervariasi mulai dari belasan hingga ribuan," kata Sutopo dalam jumpa pers terkait gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Sutopo mengatakan di antara para pengungsi tersebut terdapat 799 orang mengalami luka berat yang dirawat di beberapa rumah sakit.
Menurut Sutopo, penanganan pengungsi belum bisa melayani semua kebutuhan dasar karena keterbatasan yang ada di wilayah pengungsian.
"Logistik, bahan bakar minyak untuk distribusi bantuan dan personel sangat terbatas dan belum bisa menjangkau seluruh wilayah terdampak bencana," ujarnya.
Baca juga: Korban meninggal gempa-tsunami Sulteng 1.234 orang
Korban yang hilang dilaporkan 99 orang, sedangkan yang dilaporkan tertimbun reruntuhan dan lumpur mencapai 152 orang.
"Korban yang tertimbun di Petobo, Kabupaten Sigi, dan Balaroa, Kota Palu, belum dapat diperkirakan," katanya.
Menurut Sutopo, sebanyak 65.733 rumah dilaporkan mengalami kerusakan, meskipun belum diklasifikasi jenis kerusakannya, apakah berat, sedang atau ringan.
Baca juga: Warga Sigi butuh bantuan makanan dan minuman segera
Gempa bumi berkekuatan 7,7 pada Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di Pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di Pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB. (*)
Baca juga: Lanud Iswahjudi siap dukung pengiriman bantuan korban gempa Palu
"Sebanyak 61.867 pengungsi tersebar di 109 titik pengungsian dengan jumlah bervariasi mulai dari belasan hingga ribuan," kata Sutopo dalam jumpa pers terkait gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Sutopo mengatakan di antara para pengungsi tersebut terdapat 799 orang mengalami luka berat yang dirawat di beberapa rumah sakit.
Menurut Sutopo, penanganan pengungsi belum bisa melayani semua kebutuhan dasar karena keterbatasan yang ada di wilayah pengungsian.
"Logistik, bahan bakar minyak untuk distribusi bantuan dan personel sangat terbatas dan belum bisa menjangkau seluruh wilayah terdampak bencana," ujarnya.
Baca juga: Korban meninggal gempa-tsunami Sulteng 1.234 orang
Korban yang hilang dilaporkan 99 orang, sedangkan yang dilaporkan tertimbun reruntuhan dan lumpur mencapai 152 orang.
"Korban yang tertimbun di Petobo, Kabupaten Sigi, dan Balaroa, Kota Palu, belum dapat diperkirakan," katanya.
Menurut Sutopo, sebanyak 65.733 rumah dilaporkan mengalami kerusakan, meskipun belum diklasifikasi jenis kerusakannya, apakah berat, sedang atau ringan.
Baca juga: Warga Sigi butuh bantuan makanan dan minuman segera
Gempa bumi berkekuatan 7,7 pada Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di Pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di Pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB. (*)
Baca juga: Lanud Iswahjudi siap dukung pengiriman bantuan korban gempa Palu