Jepang survei air laut Sasak Pasaman Barat untuk dijadikan air minum

id Survei Jepang

Jepang survei air laut Sasak Pasaman Barat untuk dijadikan air minum

Bupati Pasaman Barat, Syahiran didampingi Kabag Humas, Yosmar Difia saat mendampingi tim survei Jepang dan Kemendes ke Pantai Sasak untuk mengambil sample air laut untuk dijadikan air minum, Senin (24/9).

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Tim survei negara Jepang didampingi tim Kementrian Desa dan Daerah Tertinggal Republik Indonesia mengambil sample air laut Pantai Sasak Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) yang direncanakan membangun sarana pengolahan air laut menjadi air minum, Senin (24/9).

"Benar, kita mendapat kunjungan dari tim survei Jepang. Kedatangan mereka dalam rangka survei lokasi perihal rencana pembangunan sarana pengolahan air laut yang akan diolah menjadi air minum yang bisa dikonsumsi masyarakat," kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran yang langsung mendampingi tim survei.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Kemendesa RI dan pemerintah Jepang yang sudah memilih Pasaman Barat untuk tempat membangun sarana pengolahan air laut menjadi air minum.

Menurutnya Pemkab Pasaman Barat siap menyediakan berbagai keperluan dalam rangka penyediaan alat pengolahan air laut tersebut.

Begitu juga dengan lahan sebagai lokasi pembangunan sarana dan prasarana juga siap memfasilitasi.

"Mudah-mudahan rencana baik ini dapat berjalan nantinya untuk kepentingan masyarakat," harapnya.

Tim teknis survei pemerintah Jepang, Yoshimura menyampaikan bahwa kedatangan pihaknya dalam rangka melakukan survei untuk pemasangan alat pengolah air laut di Pasaman Barat mendapatkan batuan pendanaan survei dari Pemerintah Jepang.

Menurutnya kunjungan perusahaan Nedo, New Energy and Industrial Development Organization dalam rangka menjadikan Pasaman Barat sebagai salah satu pilot project technology Solar Powered Sea Water Reverse Osmosis berdasarkan kajian dan rekomendasi Kementrian Desa Republik Indonesia.

Ia menjelaskan kapasitas alat itu sendiri nantinya dalam satu hari bisa mengolah 1,5 meter kubik air.

1,5 meter kubik air itu nanti bisa untuk konsumsi 200 sampai 500 orang. Namun karena banyaknya kebutuhan masyarakat akan air minum maka kapasitas tersebut bisa ditingkatkan menjadi 4,5 meter kubik.

"Setelah pembangunan alat pengolahan ini selesai diharapkan juga akan menjadi wisata edukasi di Sasak dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," harapnya.

Ia menyebutkan kegiatan tersebut diawali dengan survei terlebih dahulu dan kemudian pelaksanaan akan dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan kedepan yang disesuaikan dengan pendanaan yang ada.

Survei lokasi pembangunan sarana pengolahan air minum di kawasan wisata Pohon Seribu Sasak juga didampingi oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Etris Dsem, Kepala Bagian Umum, Faisal, Kepala Bagian Humas, Yosmar Difia dan Camat Sasak, Nurfauziah Zein. (*)