Pertamina bangun jalur pejalan kaki di kawasan mangrove Pariaman

id Pertamina

Pertamina bangun jalur pejalan kaki di kawasan mangrove Pariaman

Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman (Depan) didampingi Operation Head Terminal DPPU Minangkabau Abdul Muis (kiri) meletakkan batu pertama pengembangan kawasan wisata mangrove di Kota Pariaman, Jumat (14/9) (Antara Sumbar/Mario Sofia Nasution)

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - PT Pertamina MOR I melalui Terminal Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau menyalurkan dana Corporate Social Responsibilty (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan untuk melanjutkan pengembangan wisata mangrove di Kota Pariaman,Sumatera Barat.

Operation Head Terminal DPPU Minangkabau Abdul Muis di Pariaman, Jumat mengatakan pihaknya menyalurkan dana sebesar Rp285 juta untuk melanjutkan pengembangan jalur pejalan kaki atau "tracking" di kawasan hutan mangrove yang juga berada dalam wilayah konservasi penyu di Jalan Buntu Ampalu kecamatan Pariaman.

"Kita fokus membantu kawasan ini menjadi lebih besar dan menarik wisatawan datang ke lokasi ini sehingga berdampak bagi masyarakat dan lingkungan," kata dia.

Menurut dia salah satu cara menikmati kawasan hutan mangrove dengan cara membuat tempat pejalan kaki sehingga pegunjung dapat masuk menikmati dan mempelajari hutan tesebut.

Sebelumnya Pertamina telah membuat jalur pejalan kaki sepanjang sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter dengan dana CSR sebesar Rp350 juta.

"Kita ingin kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata karena selain hutan Mangrove ada juga konservasi penyu yang memiliki tiga dari tujuh jenis penyu yang dilindungi," kata dia.

Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengapresiasi langkah Pertamina yang menyalurkan dananya untuk membangun jalur pejalan kaki di kawasan ini. Ini merupakan salah satu cara pelestarian lingkungan yang diharapkan.

"Kita berharap pengembangan ini dapat terus berlanjut, hutan bakau kita sedikit yakni hanya 10 hektare dan dengan pengelolaan yang baik yang sedikit ini dapat dikembangkan sehingga menjadi daya tarik wisata," katanya.

Ia mengakui keberadaan kawasan konservasi penyu dan hutan Mangrove ini mampu menarik wisatawan dan ini berdampak bagi masyarakat. Lapak-lapak pedagang milik masyarakat mulia tumbuh menjual makanan dan cinderamata.

"Tinggal bagaimana kita melakukan pengelolaan lokasi pedagang agar lebih indah. Pembangunan ini membuat perekonomian masyarakat sekitar menjadi lebih baik," kata dia.