"Wow... its realy delicious," (ini benar-benar enak) ucap perempuan berambut sebahu asal London, Inggris itu usai mencecap sejumput sambal lado hijau (cabai hijau) khas Padang.
Hari itu Lara Lee berkesempatan mencoba 12 jenis masakan Minang di kediaman salah seorang pegiat kuliner di Padang yaitu Dian Anugrah yang juga pernah berguru pada koki Wiliam Wongso.
Perempuan yang lahir di Australia dan sejak tujuh tahun terakhir berprofesi sebagai koki di London, Inggris itu tengah menyusun buku tentang masakan Nusantara.
Buku tersebut akan diterbitkan oleh Bloomsbury Publishing dari Inggris dan sekitar 10 resep masakan Minang akan ditulis di dalamnya.
Siang itu menu pertama yang dimasak adalah gulai ayam, goreng ayam dan sambal lado hijau.
Saat pertama kali mencoba ayam goreng yang ditaburi bumbu lengkuas ia suprise.
"Ini rasanya lebih enak dari ayam goreng cepat saji," ucapnya.
Ia pun kemudian mencoba gulai ayam khas Padang yang menggunakan santan kelapa dengan kuah berwarna kuning kecoklatan yang tak kalah lezat.
Saat gigitan pertama gulai ayam matanya berbinar karena untuk pertama kalinya mencecap perpaduan rasa gurih santan berpadu kelembutan daging ayam.
Prosesi memasak selanjutnya pun mulai. Koki Dian membuat telur dadar khas Minang berbahan telur itik.
Lima butir telur itik dicampur dengan bawang merah, bawang putih, daun bawang dan diaduk dalam wadah.
Setelah merata, adonan dimasukan ke dalam minyak panas dan dalam waktu 10 menit telur berbentuk bulatan dengan warna coklat sudah mulai matang.
Setelah matang Lara pun mencoba telur dadar yang rasanya terbilang istimewa yakini perpaduan gurih dan pedas yang menyatu dengan keharuman daun bawang.
Usai istirahat sejenak prosesi memasak berlanjut. Kali ini telur gulai kari dicampur dengan daun mangkokan sehingga aroma harum tercium kuat.
Selama proses memasak Lara selalu mencatat dengan detail setiap proses yang dilakukan hingga bumbu yang digunakan.
Tak lupa ia mengabadikan langkah demi langkah lewat kamera.
Saat memasak menu utama yaitu rendang ia pun ikut mengaduk adonan di kuali berukuran cukup besar menggunakan sendok bertangkai kayu.
Koki Dian menyampaikan rahasia kelezatan rendang sebenarnya adalah memasak dengan api kecil namun dalam waktu yang lama sehingga masakan matang dengan sempurna dan bumbu benar-benar meresap.
"Ketika rendang dimasak dengan api kecil terjadi proses karamelisasi, minyak santan akan keluar, bumbu meresap dan daging matang dengan sempurna sehingga diperoleh sensasi perpaduan rasa bumbu dan daging yang lembut dan spicy," kata dia.
Ia mengatakan saat ini banyak rendang yang dimasak dengan cepat, hanya dalam empat jam sudah selesai, rasanya akan berbeda dengan rendang yang dimasak dengan api kecil dan dalam waktu yang panjang.
Rendang yang dimasak dengan api kecil akan menghasilkan rasa yang segar serta lebih awet karena minyak santan benar-benar sempurna keluar yang merupakan pengawet alami.
Lara pun mengakui masakan Minang rasanya lezat dan beruntung bisa belajar membuatnya bersama Uda Dian yang merupakan salah seorang murid Wiliam Wongso.
Ia mengaku takjub setiap kali selesai mencicipi masakan yang dibuat karena rasanya enak dan belum pernah ditemui sebelumnya mulai dari ayam goreng Padang, gulai ayam, ayam bakar, ayam balado, rendang, telur dadar, gulai telur, pangek ikan, itik lado hijau, gulai ikan karang, hingga sambal lado hijau dan sambal lado tanak.
Ia mengatakan kesulitan yang dihadapi dalam membuat masakan Minang adalah karena perbedaan tempat sehingga bumbu yang dibutuhkan sulit dicari di luar Indonesia.
Masakan Minang kaya akan beragam bumbu dan rasanya enak, bahkan untuk ayam goreng Padang rasanya lebih enak ketimbang yang ada katanya.
Ia menyampaikan saat ini tengah menulis buku tentang masakan Indonesia mulai dari Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawei.
Oleh sebab itu saya sengaja berkunjung ke nusantara untuk belajar dan melihat langsung masakan setempat, kata dia.
Sementara pegiat kuliner Minang Dian Anugrah mengatakan awalnya ia mendapat informasi dari Wiliam Wongso ada chef Lara dari London ingin belajar masakan Minang.
"Ini kehormatan bagi saya dan akhirnya kami berjumpa dan membuat 10 sampai 12 menu hari ini," kata dia.
Ia mengatakan sebenarnya masakan Minang membuatnya mudah dan didukung oleh bumbu terbaik yang tumbuh di Sumatera Barat.
Cabai merah Sumbar dari darek kualitasnya bagus, kelapa juga menghasilkan santan yang baik, katanya.
Menurutnya memasak ibarat proses pengerjaan karya seni yang bisa dilihat oleh mata, dicicipi oleh lidah, didengar proses memasaknya hingga dipikirkan kombinasi bahan sehingga seluruh indera terlibat.
Kunci kelezatan masakan adalah perpaduan rempah dan bumbu, kombinasi rasa dan cara hingga bersabar menanti sampai matang paripurna. (*)