Padang, (Antaranews Sumbar) - Lantunan bait lagu dari dua perempuan itu membuat ratusan pasang mata tertuju ke pentas yang berada di bawah Jembatan Siti Nurbaya Padang, Sumatera Barat pada Jumat malam (3/8).
Suara sendu mendayu dari vokal kelompok musik Pentassakral Nina Rianti, dan Nanda Wirawan seakan berhasil menghipnotis para hadirin.
Alunan suara dan musik mengalun lembut membuat jiwa tenang ditambah lirik lagu yang merupakan puisi berpadu iringan musik.
"Kanak-kanak masih melambaikan tangan ke laut lepas Ibu-ibu mentasbihkan doa restu, resah menunggu akankah perahu kembali berlabuh," ucap vokalis dalam lagunya.
Lirik penuh makna itu terus memberondong tanpa bisa dibendung. Ramuan bunyi gendang, gitar, bass, biola, cello, jimbe, dan talempong, jadi pelatuk yang sukses melesakkan lirik ke dalam dada membuat banyak orang menyerah dan larut dalam ilusi masing-masing.
"Riuh rendah senandung gelombang seratus kanak-kanak berlari di pantai,riuh rendah senandung gelombang, seratus kanak-kanang tak hendak pulang, sepanjang langkah tak ingin berhenti, sepanjang pesisir masih berjanji" lanjut vokalisnya terus bernyanyi.
Sepuluh menit berlalu, riuh tepuk tangan jadi penanda berakhirnya penampilan karya berjudul Dendang Cinta Ranah Pesisir itu.
Karya ciptaan Alda Wimar, dan Ichwanul Arief yang dibawakan kelompok musik Pentassakral malam itu, sukses jadi pembuka yang manis pada even Padang Indian Ocean Music Festival (PIOM Fest) 2018.
PIOM Fest adalah festival musik internasional yang digelar Pemerintah Kota Padang untuk mempererat hubungan kerja sama, terutama bidang kebudayaan dan pariwisata antar negara-negara angota Indian Ocean Rim Association (IORA). Sekaligus memperingati hari jadi Padang ke-340 yang jatuh pada 7 Agustus 2018.
Festival musik yang digelar 3-5 Agustus 2018 tersebut, setidaknya menampilkan musisi dari tujuh negara yaitu Indonesia, India, Mauritius, Jepang, Singapura, Vietnam, dan Peru.
Dari Indonesia yang tampil pada acara itu adalah Pentassakral dari Padang, Darak Badarak Pariaman, Sawahlunto New Ensamble, dan Bengkulu Dol Mayangsari. Selebihnya kelompok musik dari negara lain.
Pentassakral sebagai kelompok musik tuan rumah, mendapatkan kehormatan menjadi penampil pertama PIOM Fest yang sudah digelar dua tahun terakhir.
Meski tampil pertama dan disaksikan musisi negara lain, kelompok Pentassakral tetap tampil memukau dan mendapat sambutan hangat dari penonton.
Berbekal pengalaman dan jam terbang selama ini, kelompok yang dibentuk sejak 1991 itu mampu berkilau mengungguli kerlap-kerlip lampu panggung.
Empat lagu bertema kehidupan masyarakat pesisir dilantunkan secara bergantian. Mulai dari "Dendang Cinta Ranah Pesisir", "Hitam Merah Kuning Padangku", "Lautan Bernyanyi Gelombangpun Teduh", dan "Sebumi Rindu".
Instrumen musik di seluruh lagu memuat nuansa musik khas Melayu dan Minangkabau, yang menegaskan karakter sebagai musik etnik Indonesia.
Sebagai kelompok, penampilan menakjubkan dari Pentassakral tidak bisa hanya dari Nina Rianti, dan Nanda Wirawan saja. Karena selain vokalis, ada tujuh pemain musik yang ikut berkontribusi.
Mereka adalah Nanda Hidayat (gendang melayu, cello), Ikhwanul Arif (jimbe), In (bass), Hafiz (gitar 1), Pramodya (gitar 2), Farli Medrian (talempong), M Ridwan (biola).
Nina Rianti, sang vokalis sekaligus pendiri kelompok Pentassakral, menjelaskan tidak seluruh anggotanya berlatar belakang pendidikan seni. Karena ada juga yang berasal dari disiplin ilmu lain, ataupun belajar secara otodidak.
Sebelum tampil pada malam itu seperti biasa mereka melakukan latihan sebagai persiapan panggung. Entah itu dari segi suara, ataupun instrumen musik yang akan dimainkan.
Sekretariat kelompok untuk berkumpul atau latihan bersama bertempat di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Padang.
Di luar even PIOM Fest 2018 yang memang mempatron tema tentang pesisir, karya-karya yang diciptakan Pentassakral cenderung pada kehidupan sosial.
"Kebanyakan karya yang diciptakan memang banyak yang berangkat dari permasalahan sosial, dengan muatan kritik, penyadaran, dan lainnya," kata sosok yang tenang dan murah senyum itu.
Setelah habis empat lagu dimainkan satu per satu dengan durasi berbeda riuh tepuk tangan kembali mengiringi langkah Pentassakral turun dari panggung. Kemudian disambung oleh penampilan musisi lain.
Memukau
Pertunjukkan musik etnik dari musisi dalam negeri serta internasional yang dihelat dalam even Padang Indian Ocean Music Festival (PIOM Fest) 2018 di Padang, pada Jumat (3/8) malam, memukau ratusan warga yang hadir.
Salah seorang penonton Irwanda mengatakan pertunjukkan musiknya bagus dan bisa berkesempatan menikmati musik dari negara lain selain musik etnik Indonesia.
Penampilan musik yang digelar di Jembatan Siti Nurbaya Padang tersebut, diakui mampu membuat betah untuk menyaksikannya hingga selesai.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Fariko Edwardi (32), yang hadir langsung menyaksikan pertunjukkan.
"Pertunjukan musik PIOM Fest 2018 hari pertama ini berhasil membuat susana kota tua Padang menjadi lebih bewarna, saya menikmati setiap alunan yang ditampilkan para musisi," katanya.
Menurutnya penampilan pembuka dari pemusik Padang yaitu Pentassakral, kemudian Lakshman Das Baul (India), dan Eric Triton Duo (Mauritius), sangat mengesankan.
"Melihat dan mendengarkan penampilan musik secara langsung akan terasa spesial, sebagai penikmat musik sangat sayang dilewatkan," katanya.
Bukan hanya warga lokal, wisatawan mancanegara pun ikut menikmati acara itu di antaranya Anitajean Michel, dan Jrean Michel.
Mereka menyayangkan hanya bisa menikmati acara itu satu malam saja, karena esok harus kembali ke negaranya Jerman.
"Awalnya kami tidak tahu ada acara ini dan kebetulan lewat, karena melihat ada panggung musik maka saya singgah, kebetulan saya penikmat musik jazz dan musik etnik seperti ini," katanya.
Salah satu penampilan musik yang disukainya yaitu Lakshman Das Baul (India).
Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan PIOM Fest yang telah digelar dua tahun terakhir itu diharapkan lebih mempererat lagi hubungan kerjasama, terutama dalam bidang kebudayaan dan pariwisata antar negara-negara angota Indian Ocean Rim Association (IORA).
"PIOM Fest merupakan upaya untuk mempererat kerjasama pariwisata dan kebudayaan antar negara IORA, kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan," katanya.