Sarilamak, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), masih mendata dampak banjir yang terjadi di Situjuah, daerah setempat, pada Rabu (18/4) malam.
"Sekarang kami masih mendata dampak dari banjir tersebut, karena ada yang mengenai sawah, perikanan, dan perkebunan. Jika pendataan selesai nanti baru didapatkan jumlah kerusakan, serta bagaimana penanggulangannya," kata Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota, Joni Amir dihubungi dari Sarilamak, Jumat.
Pendataan tersebut melibatkan instansi terkait agar bisa mengukur sekaligus mengkaji akibat kejadian itu secara tepat. Seperti dinas pertanian untuk dampak ke persawahan, dinas perikanan untuk bagian perikanan, dan lainnya.
Sementara untuk penyebab banjir, BPBD juga telah menurunkan tim untuk mensurvei lokasi.
Banjir tersebut terjadi karena sungai di daerah itu sudah tidak mampu menahan debit air karena intensitas curah hujan yang tinggi.
Akibatnya air sungai meluap kemudian menggenangi persawahan, perkebunan, serta beberapa rumah warga yang berdekatan dengan sungai, namun tidak berlangsung lama.
"Hasil survei nanti akan dibahas bersama Dinas Pekerjaan Umum untuk mencari jalan keluar. Apakah akan dilakukan pelebaran, atau pengerukan," jelasnya.
Selain itu BPBD pada Kamis (19/4) juga telah bergotong royong bersama warga di Situjuh. pihak Pemadam Kebakaran, Koramil, komunitas siaga bencana, dan lainnya.
Gotong royong itu dilkakukan untuk membebaskan aliran air yang ada di tebing tinggi dekat perumahan warga, khusus untuk mengantisipasi longsor.
Pada bagian lain, pihak BPBD juga tetap mengimbau warga tetap waspada mengingat cuaca yang masih turun hujan.
Imbauan itu terutama dilakukan terhadap warga yang berada di dekat tebing untuk mengantisipasi dampak longsor. Hal itu mengingat topografi daerah yang memiliki banyak tebing.
Data BPBD mencatat ada beberapa daerah yang rawal longsor, seperti Kecamatan Gunuang Omeh, Pangkalan, Situjuah, Luhak, Lareh Sago Halaban, dan lainnya.
"Masyarakat tidak perlu takut, tapi harus tetap waspada," ujarnya. (*)