Nagari Situjuah Batua jadi obyek riset desa atas kerja sama UNP dengan LPDP

id UNP, Riset Nagari,LPDP, Nagari Situjuah Batua

Nagari Situjuah Batua jadi obyek riset desa atas kerja sama UNP dengan LPDP

Tim Peneliti UPN dengan perangkat dan lembaga Nagari Situjuah Batua pada satu waktu dalam rangka kegiatan Riset Desa yang dibiayai oleh LPDP Kementerian Keuangan. (ANTARA/HO-Tim Riset)

Padang (ANTARA) - Nagari Situjuan Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat menjadi obyek penelitian Riset Desa atas kerja sama Universitas Negeri Padang (UNP) dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan dengan fokus pada dampak pola pembelajaran akibat pandemi COVID-19.

Riset keilmuan desa dengan judul "Model Pemberdayaan Masyarakat Nagari Situjuah Batua Berbasis Rancak Kolaboratif Dalam Menanggulangi Disleksia Pada Anak Selama Masa Pandemi Covid-19" yang berlangsung periode Desember 2021 hingga November 2022, kata Ketua Tim Peneliti, Dra. Zikra, M. Pd., Kons di Padang, Jumat.

Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan dampak terhadap kehidupan kesehatan masyarakat, akan tetapi juga menimbulkan dampak terhadap ekonomi, kondisi sosial kemasyarakatan termasuk dampak yang besar terhadap pendidikan anak.

Anak menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terdampak pandemi COVID-19, tidak hanya risiko fisik tapi juga secara psikologis dalam pendidikannya.

Perubahan rutinitas dari kondisi sebelum dan masa pandemi COVID-19 menyebabkan anak mengalami gangguan belajar sehingga tidak dapat belajar menulis dan membaca dengan baik.

Untuk itu diperlukan kerjasama (kolaboratif) dari berbagai pihak untuk mengentaskan permasalahan gangguan kesulitan belajar pada siswa.

Budaya gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat Situjuah Batua Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluhkota serta kerja sama yang baik dari pemerintah daerah dan nagari, Lembaga nagari dan masyarakat nagari mengantarkan Nagari Situjuah Batua menjadi salah satu nagari role model dalam penanganan COVID 19.

Oleh karena itu, kata dia, Universitas Negeri Padang melalui bantuan pendanaan dari LPDP Kementerian Keuangan melakukan riset keilmuan desa dengan Tim Peneliti Dra. Zikra, M. Pd., Kons., (Ketua tim, Bimbingan dan Konseling), Dr. Nurhastuti, M. Pd. (Anggota tim, Pendidikan Luar Biasa), Vevi Sunarti, S. Pd., M. Pd. (Anggota tim, Pendidikan Luar Sekolah), Dr. Afdal, M. Pd., Kons. (Anggota tim, Bimbingan dan Konseling) dengan mengikutsertakan mahasiswa dari S1, S2 dan S3 Prodi Bimbingan dan Konseling, S1 Prodi Pendidikan Luar Biasa dan S1 Prodi Pendidikan Luar Sekolah FIP UNP.
Sambutan Walinagari Situjuah Batua dalam Kegiatan FGD dengan Perangkat dan Masyarakat Nagari dalam rangka kegiatan Riset Desa yang laksanakan tim peneliti UNP berkerja sama dengan LPDP Kementerian Keuangan. (ANTARA/HO-Tim Riset)


Ketua Tim Peneliti, Dra. Zikra menyampaikan, kegiatan penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi disleksia (kesulitan belajar) pada anak selama masa pandemik, menemukan peran serta masyarakat dalam pengentasan disleksia dan kesulitan belajar lainnya.

Selain itu, menemukan dan mengujicobakan model pemberdayaan masyarakat berbasis rancak kolaboratif serta sebagai salah satu bentuk peran serta perguruan tinggi dalam mendukung program desa sebagai salah satu sentral pembangunan berkelanjutan.

Sampai saat ini, kata dia, penelitian telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk menemukan peran serta masyarakan dalam pengentasan disleksia dan kesulitan belajar dengan wawancara mendalam terhadap perangkat nagari, perwakilan lembaga adat nagari, perwakilan anggota Program PKK Nagari, perwakilan orangtua yang memiliki siswa SD dan Guru SD.

Dalam kesempatan yang sama pada kegiatan FGD pada 22 Juli 2022, Dr. Nurhastuti, M. Pd., Kons juga memberikan materi berkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penanggulangan disleksia dan kesulitan belajar pada anak selama pandemik.

Pokok materi yang disampaikan oleh Doktor Bimbingan dan Konseling Kebutuhan Khusus itu, menekankan pentingnya peran serta masyarakat (orangtua) dalam pencegahan dan penanggulangan disleksia/kesulitan belajar pada anak.

Nurhastuti menyampaikan bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada justru pelayanan yang diberikan oleh masyarakat (terutama orangtua dan guru) cenderung tidak optimal dan memperhatikan berbagai karakteristik pada anak yang menyebabkan perilaku salah.*