Payakumbuh (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat Rida Ananda menghadiri upacara dan tabur bunga peringatan peristiwa Situjuah yang ke 74 tahun 2023 di Lapangan Situjuah Batua, Kabupaten Limapuluh Kota Minggu (15/01).
Rida usai kegiatan mengatakan perisitiwa ini penting untuk terus diingat dan diceritakan pada generasi muda sebagai pelajaran berharga, bagaimana para pejuang melakukan pengorbanan dengan semangat bela negara menjaga kedaulatan NKRI.
“Kita harus mewariskan semangat perjuangan kepada generasi muda. Dan jangan sekali-kali kita melupakan sejarah (Jasmerah). Karena dengan ini akan membakar semangat generasi muda kita untuk memajukan dan mempertahankan kedaulatan NKRI,” ujarnya
Tanamkan dalam diri dan jiwa NKRI harga mati, mari tunjukkan prestasi-prestasi dan memberikan yang terbaik untuk negeri ini.
"Mari bersama kita doakan para pahlawan kita ini semoga diberi tempat terbaik oleh Allah” pungkasnya.
Bertindak sebagai inspektur upacara Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi dan diikuti oleh Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin, Forkopimda, mantan Wali Kota Payakumbuh (2012-2022) Riza Falepi, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Peringatan peristiwa bersejarah ini dilakukan setiap tahun agar masyarakat tidak melupakan peristiwa berdarah yang terjadi di Lurah Kincia, nagari Situjuah Batua.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengajak para peserta upacara yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat untuk tidak melupakan sejarah dan menghargai jasa para pahlawan khususnya dalam peristiwa Situjuah yang merupakan mata rantai Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 di Sumatera Tengah dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Peristiwa penyerangan pasukan penjajah belanda pada dini hari saat sholat subuh tersebut menewaskan banyak tokoh yang terdiri dari para prajurit, perwira, dan rakyat pada 15 Januari 1949.
“Kemerdekaan yang kita raih berkat rahmat Allah, yang didorong oleh keimanan dan kedekatan dengan tuhan. Ini menjadi spirit mereka melawan penjajah,” kata Mahyeldi.
PDRI dibentuk pada tanggal 22 Desember 1948 oleh beberapa orang pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia dan dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara. Pemerintahan itu dibentuk karena ditangkap dan diasingkan-nya beberapa orang pemimpin Republik Indonesia yaitu Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Menteri Luar Negeri Agus Salim serta Syahrir dan lainnya oleh pihak Belanda ketika terjadinya Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.
Juga penting dicatat, disaat kondisi genting negara ini, saat itulah muncul tokoh-tokoh Minangkabau memberikan kontribusi dan solusi terbaiknya untuk bangsa. Mari camkan dalam setiap diri anak Minangkabau ini.
“Kita harus tampil menunjukkan semangat persatuan itu. Kepada para pejabat, jangan lukai hati rakyat, dengarkan aspirasi rakyat, hadirkan pikiran, ucapan dan tindakan terbaik sebagai bagian dari wujud bela negara,” ujarnya.