Permintaan dari India berkurang, harga pinang di Sumbar anjlok ke Rp7.100 per kilogram

id Irman

Permintaan dari India berkurang, harga pinang di Sumbar anjlok ke Rp7.100 per kilogram

Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumbar, Irman. (dok pribadi)

Isu dan alasan tersebut menurut saya merupakan kampanye hitam dalam upaya menghentikan impor pinang dari Indonesia
Padang, (Antara) - Harga jual pinang (Areca catechu) tingkat petani di Sumatera Barat anjlok sejak beberapa bulan terakhir ke Rp7.100 per kilogram, karena minimnya permintaan terutama dari negara yang mengimpor seperti India dan Pakistan.

"Pada 2017 harga tertinggi pinang mencapai Rp18.300 per kilogram, namun saat ini jauh menurun," kata Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumbar, Irman di Padang, Senin.

Menurut dia penyebab anjloknya harga komoditas tersebut adalah minimnya permintaan pinang dari India sebagai pasar utama sehingga eksportir mengurangi pembelian pinang kepada petani.

Ia menilai minimnya permintaan pinang dari India dikenakan tarif masuk 100 persen yang mengakibatkan harga pinang akan mahal dibeli oleh konsumen di negara tersebut.

Di sisi lain, ujarnya kebijakan tarif masuk ini untuk tujuan membatasi jumlah impor pinang. Secara umum kebijakan tarif juga untuk melindungi produk produksi dalam negeri suatu negara.

Kemudian, selain India pasar pinang dari Indonesia lainnya adalah Pakistan, yang saat ini juga menghentikan impor pinang dengan isu pinang merusak kesehatan.

"Isu dan alasan tersebut menurut saya merupakan kampanye hitam dalam upaya menghentikan impor pinang dari Indonesia," kata dia.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah melakukan diplomasi ke negara-negara tujuan ekspor pinang yang lebih intens untuk mengatasi masalah hambatan ekspor sesegera mungkin.

Ke depan, ia juga berharap ada lebih banyak investasi di industri pengolahan pinang matang maupun pinang muda di Indonesia dan luar negeri seperti Tiongkok dan Singapura, agar dapat meningkatkan permintaan yang juga berdampak pada harga.

Untuk harga pinang beberapa tahun terakhir, sebutnya sejak 2015 harga komoditas yang biasa dimanfaatkan untuk bahan kosmetik dan kebutuhan budaya itu cukup baik, pada 2015 harganya Rp11.600 per kilogram, 2016 naik menjadi Rp13.200 per kilogram, 2017 mencapai Rp18.300 per kilogram.

Ia menambahkan produksi pinang Sumatera Barat beberapa tahun terakhir terus naik, rata-rata pada 2014 sebanyak 9.201 ton, 2015 naik menjadi 9.370 ton, 2016 sebanyak 9.446 ton dan 2017 mencapai 9.575 ton.

Daerah sentral produksi pinang Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Limapuluh kota, Pasaman, Sijunjung dan Solok Selatan, tambahnya.