Kapolda pantau kesiapan Pariaman hadapi pilkada serentak

id Kapolda Sumbar,Pilkada Serentak

Kapolda pantau kesiapan Pariaman hadapi pilkada serentak

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal bersalaman dengan Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman. (Dokumentrasi Humas Pemkot Pariaman)

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal melakukan kunjungan kerja ke Kota Pariaman untuk memantau kesiapan daerah itu menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018.

"Kunjungan ini untuk mencek dan memastikan kesiapan daerah penyelenggara Pilkada terutama dari sisi keamanan," katanya di Pariaman, Rabu, usai kunjungan kerja di Polres Pariaman.

Selain Kota Pariaman, pihaknya juga akan memantau langsung kesiapan keamanan tiga daerah lainnya yaitu Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto dan Kota Padang untuk menghadapi Pilkada 2018.

Pihaknya mengatakan hingga saat ini situasi Pilkada di Kota Pariaman masih tergolong aman dan kondusif. Hal tersebut berdasarkan laporan jajaran di bawahnya serta Pemerintah Kota Pariaman sebagai daerah penyelenggara Pilkada.

"Kurang lebih tinggal tiga bulan lagi untuk memilih calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Pariaman yang baru, diharapkan suasana tetap aman dan kondusif sampai waktu pemilihan," katanya.

Pihaknya juga menampik bahwa Pilkada Kota Pariaman termasuk kategori rawan tiga. Setelah dilakukan pengecekan ke Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia situasi tersebut hanya terjadi di media sosial.

"Kami tegaskan Pilkada Kota Pariaman tidak termasuk rawan, namun di media sosial memang agak ramai diperbincangkan," ujar dia.

Ia menambahkan situasi yang berpotensi rawan tersebut pada umumnya terjadi menjelang dan saat masa pemilihan yaitu 27 Juni 2018. Oleh karena itu pihaknya akan mengerahkan dua per tiga kekuatan.

Sementara itu Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman mengatakan tingginya suhu politik di Kota Pariaman saat Pilkada hanya terjadi di media sosial saja.

Hal tersebut katanya, lumrah terjadi seperti setiap penyelenggaraan pesta Budaya Tabuik. Setelah Tabuik di buang ke laut lepas, semua pertikaian menghilang.

"Semua orang Pariaman bersaudara, suhu politik memang agak tinggi di media sosial namun di warung tetap saling bertegur sapa seperti keluarga," katanya.