Kemristekdikti : Mahasiswa agar lebih proaktif dalam pembelajaran sistim online

id kampus

Kemristekdikti : Mahasiswa agar lebih proaktif dalam pembelajaran sistim online

Ilustrasi - Kampus. (Antara)

Dalam cara itu, modelnya mahasiswa harus proaktif dan dosen juga harus memberikan tantangan pada mahasiswanya
Jakarta, (Antaranews Sumbar)- Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Intan Ahmad menyebutkan para mahasiswa agar lebih proaktif dalam pembelajaran dalam jaringan (daring) atau "online".

"Dalam cara itu, modelnya mahasiswa harus proaktif dan dosen juga harus memberikan tantangan pada mahasiswanya," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, lanjut dia untuk tahap awal dalam pembelajaran daring adalah pembelajaran daring campuran atau hibrid yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring.

Jika hanya pembelajaran daring saja, kata Intan, tanpa ada pembelajaran tatap muka maka mahasiswa tersebut tidak akan tahu bagaimana cara bertanya di dalam kelas dan jawaban pertanyaan tersebut.

"Juga ada kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler," tambah dia.

Selain itu dalam revolusi industri 4.0 terjadi perubahan pola pembelajaran. Intan mengatakan kalau dulu semua orang harus pakai membaca hitung dengan menggunakan Bahasa Inggris.

"Namun, sekarang kita harus perkuat dengan yang namanya literasi sosial, yang mana perguruan tinggi mewajibkan kerja praktik," ujarnya

Karena dalam kerja praktik, mahasiswa akan dilatih tanggung jawab, kepemimpinan dan lainnya yang tidak didapatkan di kampus.

Mahasiswanya juga dibiasakan dalam penggunaan data atau yang dikenal dengan literasi digital. Tak hanya bisa menggunakan tetapi juga menyampaikan hasil penggunaan data itu.

"Kami mendorong agar semakin banyak yang perguruan tinggi menyelenggarakan pembelajaran daring ini," harap dia.

Sebelumnya, Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan penyedia platform pembelajaran jarak jauh HarukaEdu melakukan kerja sama pembelajaran jarak jauh dengan metode campuran atau hibrid.

Metode pembelajaran campuran tersebut mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan juga daring. Untuk porsinya lebih banyak tatap muka yakni 51 persen dan 49 persen pembelajaran daring.

"Kami menargetkan tahun ini diterapkan dan berharap semakin banyak mahasiswa yang ikut pembelajaran daring ini," ujar Rektor UAI, Asep Syaifuddin.(*)