Denpasar, (Antaranews Sumbar) - Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Bali, mendorong optimalisasi konektivitas dengan masyarakat Indonesia melalui Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2018 sekaligus memperkuat hubungan kedua negara.
"Kami melihat festival film ini sebagai wahana untuk mengenalkan film Australia kepada masyarakat Indonesia dan juga sebagai cara membangun hubungan kedua negara," kata Konsul Jenderal Australia Helena Studdert di Denpasar, Sabtu.
Menurut Helena, film merupakan sarana yang baik untuk mengenalkan gaya hidup, nilai-nilai multibudaya hingga potensi pariwisata suatu negara.
Diplomasi budaya melalui karya sinema, kata dia, juga akan menguatkan pemahaman dan sekaligus memberikan akses bagi masyarakat beda negara mengenal cara berpikir, budaya hingga seni apalagi Indonesia dan Australia merupakan negara tetangga yang memiliki hubungan erat.
Australia, lanjut dia, selama sekitar 20 tahun terakhir membangun reputasi internasional dalam hal perfilman ditandai makin banyak bermunculan talenta bidang seni peran yang mendunia di antaranya Nicole Kidman dan Cate Blanchett.
Pelaku perfilman tersebut, ucap dia, belum termasuk penata busana, tata rias, sutradara hingga penulis yang sudah banyak diakui internasional.
Begitu juga dengan perfilman Indonesia termasuk para pelaku di dalamnya yang kini gencar mencapai reputasi internasional.
Salah satu di antaranya film berjudul Marlina "The Murderer in Four Acts" atau Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang sudah banyak tayang di sejumlah negara termasuk diputar perdana di Festival Film Cannes 2017 di Prancism
"Kedua negara sangat dekat secara geografis sehingga akan lebih banyak kolaborasi yang dapat dilakukan seperti dari industri kreatif perfilman," imbuh Helena.
Sementara itu dalam FSAI tahun ini, untuk pertama kalinya dilakukan serentak di Jakarta, Surabaya, Makassar dan Denpasar mulai tanggal 26-28 Januari di Bioskop Level 21 Denpasar.
Di Denpasar, FSAI diawali dengan penayangan film drama remaja Australia berjudul "Rid Tide" yang bercerita tentang berselancar, asmara dan pengambilan keputusan hidup karya sutradara Rhiannon Bannenberg.
Film Australia lainnya juga diputar yakni berjudul "Ali's Wedding", "Killing Ground", "Red Dog: True Blue" dan "Dance Academy".
Dalam FSAI, lanjut Helena, juga menggelar kompetisi film pendek yang diikuti 200 judul film karya senias muda Australia dan Indonesia.
Dari ratusan judul film pendek itu, enam film pendek Indonesia yang telah diseleksi sebagai finalis kompetisi juga akan ditayangkan di bioskop tersebut.
Para penonton juga memiliki kesempatan untuk memilih pemenang kategori pilihan penonton dan juri juga akan memilih pemenang kompetisi yang akan mendapat kesempatan mengunjungi Melbourne International Film Festival Agustus 2018. (*)
Berita Terkait
Film dokumenter "I Am: Celine Dion" ditayangkan perdana pada 25 Juni
Rabu, 17 April 2024 15:03 Wib
Kemenparekraf RI: Tren film 2024 didominasi genre variatif
Jumat, 29 Maret 2024 19:26 Wib
MUI: Penggunaan istilah dan simbol agama harus pada tempat yang pas
Selasa, 26 Maret 2024 9:09 Wib
Kunjungan pemeran film Siksa Kubur ke Antara
Jumat, 22 Maret 2024 11:48 Wib
Lima rekomendasi tontonan di Disney+ Hotstar untuk menemani Ramadhan
Sabtu, 16 Maret 2024 6:14 Wib
Goretzka sebut penampilan Bayern Muenchen "seperti film horor"
Senin, 19 Februari 2024 9:35 Wib
Bawaslu berterima kasih atas kritik dari film dokumenter "Dirty Vote"
Selasa, 13 Februari 2024 5:52 Wib
Ini film-film di "My FFF" 2024 yang bisa ditonton di Indonesia
Rabu, 24 Januari 2024 9:19 Wib