Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat bertekad untuk keluar dari predikat daerah endemis demam berdarah dengue lima tahun ke depan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang Feri Mulyani, di Padang, Kamis, mengatakan kota ini menjadi daerah endemis DBD karena ditemukan kasus DBD yang cukup tinggi selama tiga tahun berturut-turut pada beberapa kecamatan daerah itu.
Ia menyebutkan, kasus tersebut yaitu pada tahun 2014 sebanyak 666 kasus dan enam orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan tahun 2015 sebanyak 1.126 kasus, dengan delapan orang meninggal dunia, dan tahun 2016 sebanyak 911 kasus dengan sebelas orang meninggal dunia.
"Sedangkan pada awal 2017 telah tercatat sebanyak 33 kasus DBD," ujarnya lagi.
Menurutnya, untuk dapat keluar dari daerah endemis DBD, pihaknya secara rutin melakukan sosialisasi ke masyarakat agar dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit itu.
Pihaknya juga melakukan pencanangan Pekan Pengendalian DBD dengan berkunjung ke 360 SD di Kecamatan Padang Barat, dan melakukan pemeriksaan bak air di sekolah tersebut.
"Hasilnya 56 persen terdapat jentik nyamuk," ujarnya lagi.
Selain memeriksa jentik nyamuk, pihaknya juga melakukan pengasapan atau fogging.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengajak masyarakat di daerah itu untuk memerangi penyakit DBD, agar tidak semakin meningkat setiap tahunnya.
"Kota Padang termasuk daerah endemik DBD, sehingga diperlukan tekad kuat dalam memeranginya," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Ilham Oetama Marsis mengatakan wabah DBD memang sulit diberantas, namun peluang menginfeksi masyarakat dapat diperkecil sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa.
Cuaca yang terus berubah dari hujan menjadi cerah dan sebaliknya, dapat membuat genangan air di tempat tidak beralaskan tanah semakin banyak yang menjadi tempat bagi berkembang biak nyamuk penyebar virus penyebab DBD. (*)
