Padang Panjang, (Antara Sumbar)- Puluhan pelajar yang tergabung dari beberapa sekolah yang ada di Padang Panjang Sumatera Barat (Sumbar) mulai meminati pidato pasambahan di daerah tersebut.
"Kegiatan pidato pasambahan adat baru berlangsung 5 bulan ini kami tekuni, untuk lebih ingin mendalami kebudayaan Minangkabau untuk kedepannya," kata salah seorang siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Padang Panjang, Muhammad Ridho (14), di Padang Panjang, Minggu.
Ridho mengatakan, pidato pasambahan adat sangat berguna bagi kami sebagai generasi muda Minangkabau.
"Awalnya kami belajar pidato pasambahan kurang berminat, namun setelah ditekuni lebih dalam pidato pasambahan adat merupakan sesuatu hal yang menarik seperti adanya nilai pendidikan moral, kepribadian, serta etika yang baik yang tidak kami temukan dibangku sekolah,"kata dia.
Sama halnya dengan siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Padang Panjang, Farzan Fadli (16), mengatakan saya beserta puluhan teman yang lain ingin sekali mendalami pidato pasambahan adat Minangkabau.
"Belajar pidato pasambahan adat tidaklah mudah, namun kami terus mempelajarinya untuk menjadi penerus pemuda Minangkabau untuk di masa yang akan datang,"ujar dia.
Tempat kami belajar yakni diselengarakan oleh kelompok pasambahan adat yang dinamai surau pasambahan Togok di desa Tanjuang RT X kelurahan Gantiang, yang berlokasikan di Kenagarian Gunuang kota Padang Panjang.
Sementara itu guru pidato pasambahan adat "Togok" Kenagarian Gunuang, Suhardi N Pakiah Sipado, mengatakan ditengah derasnya arus globalisasi pidato pasambahan adat mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan generasi muda khususnya.
"Generasi muda cenderung tertarik dengan kebudayaan asing dan melupakan kebudayaan aslinya. Padahal ini merupakan sebuah keunikan kultur budaya yang dapat memperbaiki etika serta tingkah laku generasi muda untuk kedepannya,"kata dia.
Selain itu Niniak Mamak Wen Hermi Datuak Tampanghulu sekaligus pembina dalam kegiatan ini sangat mendukung kegiatan tersebut.
"Sebab bertujuan untuk melestarikan kebudayaan minangkabau yang telah mulai punah, salah satunya bahasa Minangkabau yang terangkum dalam pidato pasambahan, serta meningkatkan animo generasi muda untuk ikut dalam berbagai prosesi adat seperti manjapuik marapulai, meminang, dan sebagainya,"kata dia.
Selanjutnya ia mengatakan, dalam kegiatan ini kami sebagai pembimbing sangat antusias untuk membimbing generasi muda untuk selalu mempelajari tradisi yang ada di kebudayaan Minangkabau, tidak hanya di kenegarian Gunuang saja, namun kami juga mengimbau generasi muda yang ada diseluruh Sumbar untuk bisa dijadikan contoh untuk kedepannya.
Tanggapan dari salah seorang yang sekalian pengurus dari kelompok pasambahan Togok, Mulia Mitra Hadi, juga mengutarakan kegiatan pidato pasambahan ini diharapkan terus berlanjut.
"Karena setelah beberapa bulan mempelajari pidato pasambahan adat sudah mengalami perubahan besar terhadap prilaku serta pola pikir pelajar tersebut,"kata dia.
Kedepannya kami juga ingin mengembangkan menjadi sebuah sekolah adat yang dapat menjangkau lebih banyak generasi muda untuk mempelajari serta melestarikan kebudayaan Minangkabau yang diambang kepunahan. (*)