Mensos: Jaminan HAM Jangan Lampaui Etika Sosial

id Mensos, Khofifah Indar Parawansa, pembukaan, Jambore, PKK

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Sawahlunto, Sumatera Barat(Sumbar), menegaskan jaminan pelaksanaan Hak Azasi Manusia(HAM) jangan melampaui batasan nilai-nilai etika sosial.

"Dewasa ini ada pergeseran pemahaman terkait HAM yang dianalogikan sebagai kebebasan individu untuk melakukan apapun yang ia inginkan tanpa mempertimbangkan akibatnya bagi kehidupan sosial bermasyarakat," kata dia, dalam sambutannya pada pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang(DPC) Muslimat Nahdlatul Ulama(NU), di Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto, Kamis (4/8/2016).

Dia menyontohkan, seperti pemahaman tentang perilaku seks menyimpang yang dianggap sebagai sebuah hak dasar yang tidak boleh dilarang dan jika tidak diluruskan maka akan menimbulkan bencana sosial yang berpotensi menghancurkan generasi penerus bangsa ini.

Padahal, lanjutnya, perilaku tersebut adalah sebuah penyakit mental yang membutuhkan penanganan serius karena dapat memicu penularan penyakit mematikan seperti HIV/AIDS.

"Disinilah peran agama dan tugas kita semua untuk memperbaiki keadaan tersebut selaku umat beragama," ujarnya.

Salah satu cara yang paling efektif, lanjutnya, adalah dengan menumbuhkan kesadaran bersama untuk tidak mewariskan generasi yang lemah dan tidak memiliki rasa kepedulian yang tinggi.

Khusus bagi umat muslim, hal itu sudah ditegaskan dalam kitab suci Alquran yang mengajak umat untuk merasa malu jika mewariskan generasi yang lemah iman, lemah ilmu pengetahuan serta lemah dalam hal kesejahteraan.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, dalam sambutannya mengharapkan sumbangsih yag besar dari organisasi kewanitaan berbasis Islam tersebut.

"Selama ini peranan golongan Nahdlatul Ulama memiliki posisi yang strategis dalam kisi-kisi pembangunan bangsa ini melalui pemikiran dan pendapat yang diberikan demi menyelamatkan generasi bangsa ini akibat terkikisnya nilai-nilai agama serta menurunnya kualitas moral umat," kata dia.

Dia berharap, kaum wanita yang tergabung dalam organisasi Muslimat NU Sumatera Barat mampu menjadi pelopor pembangunan dengan menyiptakan barisan generasi berkualitas yang akan melanjutkan pembangunan bangsa sejak dari lini terkecil, yakni lingkungan keluarga.

"Kita semua harus menyadari kekeliruan dalam membina keluarga dan menyadari akan ada korban jika timbul perpecahan serta mengembalikan pendidikan karakter sesuai tuntunan agama," imbaunya. (*)