Padang, (AntaraSumbar) - DPRD Sumatera Barat akan mengaji ulang terhadap peminjaman daerah ke PT Sarana Multi Infrastruktur sebesar Rp211 miliar, yang rencananya digunakan untuk memperbaiki 30 titik irigasi dari 65 Daerah Irigasi se-provinsi itu.
"Peminjaman ini akan masih dibahas lagi secara intern komisi kami, dengan mempertimbangkan manfaat dan pengaruh luas dari pengajuan dana ini," kata Wakil Ketua Komisi IV Bidang Pembangunan DPRD Sumbar, Saidal di Padang, Senin.
Ia melanjutkan untuk saat ini dari 30 titik irigasi yang dianggap kurang baik, dua diantaranya yakni daerah Kabupaetan Agam dan Sijunjung dinilai perlu adanya penanganan yang serius.
Mekanisme peminjaman tersebut, kata dia, untuk dana Rp211 miliar akan dikenai bunga 9 persen per tahun dengan biaya administrasi yang ditanggung sebesar 1 persen yakni Rp2,11 miliar.
Ia menjelaskan untuk tahun pertama dan kedua hanya membayar bunga masing-masing sebesar Rp5,08 miliar dan Rp14,4 miliar. Sedangkan untuk tahun ketiga bunga yang akan dibayar 16,30 miliar ditambah dengan dana pokok yakni Rp70,33 miliar, jadi total dana untuk tahun ketiga Rp86,63 miliar.
Menurutnya untuk tahun keempat besar bunga sebanyak Rp9,92 miliar dengan dana pokok Rp70,33 miliar, mempunyai total tahun keempat yakni Rp80,25. Lalu tahun terakhir, bunga sebanyak 3,46 dengan besaran pokok Rp70,32 miliar.
"Jadi biaya semua yang akan dibayar selama lima tahun tersebut yakni Rp262,27 miliar," ujarnya.
Ia menekankan dalam dana pinjaman ini hanya memperbaiki irigasi seperti adanya kerusakan bendungan air, jaringan irigasi, saluran air yang berhubungan langsung dengan sawah-sawah masyarakat, sehingga dapat meningkatkan memproduksi.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sumatera Barat Marlis menilai dana pinjaman ke PT SMI ini perlu dikaji lebih dalam sebelum dibawa ke pimpinan.
Ia meragukan dana tersebut akan berdampak kepada ekonomi. Karena, menurutnya ketahanan pangan, tanaman pangan tidak mengangkat Produk domestik regional bruto(PDRB), justru yang berdampak positif terhadap PDRB adalah perkebunan.
"Apalagi ini baru pertama kali Sumatera Barat melakukan pinjaman, tentu perlu kajian lebih dalam lagi sejauh mana kebutuhan daerah sehingga harus melakukan peminjaman," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Mensos pastikan posko baru aman dari jalur lahar dingin Marapi
Sabtu, 18 Mei 2024 4:52 Wib
Pemkab Pasaman kembali raih Opini WTP ke-11 kali Berturut-turut
Jumat, 17 Mei 2024 22:35 Wib
Bank Nagari salurkan bantuan Rp251 Juta untuk korban bencana Sumbar
Jumat, 17 Mei 2024 20:43 Wib
Kejuaraan Gladi Barebow Asia Championship 2024
Jumat, 17 Mei 2024 17:43 Wib
Kesiapan pengamanan laut saat World Water Forum
Jumat, 17 Mei 2024 17:41 Wib
Betapa penting mitigasi pascabanjir lahar dingin Gunung Marapi
Jumat, 17 Mei 2024 17:14 Wib
Pengungsian korban erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat
Jumat, 17 Mei 2024 16:54 Wib
Distribusi logistik ke daerah terisolir banjir bandang
Jumat, 17 Mei 2024 16:22 Wib