Turki: Pesawat Suriah Bawa Munisi Rusia

id Turki: Pesawat Suriah Bawa Munisi Rusia

Istanbul, (ANTARA/Reuters) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Kamis (11/10), kembali mengatakan pesawat penumpang Suriah yang dipaksa mendarat di Ankara membawa munisi buat Rusia dengan tujuh Angkatan Bersenjata Suriah, sehingga meningkatkan ketegangan dengan negara tetangganya, yang dirongrong perang. Damaskus menyatakan pesawat tersebut telah membawa barang yang sah dan menggambarkan tindakan Turki itu sebagai aksi "perompakan udara", sementara Moskow menuduh Ankara membahayakan nyawa penumpang berkebangsaan Rusia ketika mencegat pesawat jet penumpang tersebut, Rabu. Tindakan memaksa pesawat itu mendarat adalah tanda lain mengenai ketegasan Ankara yang meningkat mengenai krisis di Suriah. Kepala staf militer Turki, Rabu, memperingatkan militer akan menggunakan kekuatan lebih besar, kalau bom Suriah terus mendarat di Turki. "Ini adalah munisi dari Rusia yang setara dengan yang dikirim Perusahaan Industri Kimia dan Mekanis kami ke Kementerian Pertahanan Suriah," kata Erdogan pada satu taklimat sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat pagi. Wanita juru bicara Bandar Udara Vnukovo, Moskow, mengatakan kepada kantor berita resmi Rusia, Itar-Tass, semua yang ditaruh di dalam pesawat tersebut telah menjalani pemeriksaan bea-cukai dan keamanan dan tak ada barang yang dilarang di pesawat itu. Ketika ditanya mengenai pernyataan Erdogan, Kementerian Luar Negeri Rusia merujuk kepada pernyataan jurubicaranya dan tak bersedia memberi komentar lebih lanjut. Lembaga ekspor senjata Rusia menyatakan tak memiliki barang di pesawat itu, dan kantor berita Interfax dengan mengutip seorang diplomat Rusia melaporkan barang yang disita oleh Turki tersebut bukan berasal dari Rusia. Kepala Syrian Arab Airlines, Ghaida Abdulatif, mengatakan di Damaskus pesawat tersebut telah membawa peralatan listrik sipil. Turki telah menjadi salah satu pengeritik paling keras terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad selama protes 19 bulan, yang telah menewaskan sebanyak 30.000 orang. Ankara telah memberi tempat berlindung kepada pemimpin protes dan mendorong pembentukan zona aman yang dilindungi pihak asing di dalam wilayah Suriah. Rusia telah membela Bashar dan satu sumber industri senjata mengatakan Moskow belummenghentikan ekspor senjatanya ke Damaskus. Jet militer mengawal pesawat Airbus A-320, yang membawa sebanyak 30 penumpang, ke Bandar udara Ankara setelah Turki menerima keterangan intelijen. Kementerian Luar Negeri Turki telah memberi kesempatan agar pesawat itu kembali ke Rusia sewaktu masih berada di atas Laut Hitam, tapi pilotnya tak mau melakukannya. Konflik Suriah telah mengancam akan menyeret negara tetangganya dan menimbulkan perpecahan yang mendalam antara penganut Sunni dan Syiah di Timur Tengah. (*/sun)