Padang, (Antara) - Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengkhawatirkan peningkatan kasus HIV/Aids di kota itu, apalagi penderita terbanyak adalah usia produktif antara 20 hingga 30 tahun.
"Pada rentang 1992 hingga September 2015 ada 683 kasus HIV, sebanyak 559 kasus AIDS, dan 73 kasus meninggal," katanya di Padang, Minggu (7/12).
.
Menurutnya para korban dari kalangan generasi muda ini bisa membahayakan kesinambungan bangsa untuk masa yang akan datang.
Ke depan perlu dilakukan upaya yang lebih baik lagi untuk menjaga dan melindungi generasi muda yang belum terkena.
Selain membina yang sudah terkena, pemerintah perlu melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap penderita awal atau yang baru terkena, karena akan cenderung mengalami peningkatan.
"Untuk itu kita bersama-sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Muspida Kota Padang dan relawan bersinergi meningkatkan kepedulian untuk melindungi generasi muda dari HIV/AIDS," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Eka Lusty menyebutkan kasus HIV/AIDS di Padang memang meningkat, dari yang sebelumnya merupakan nomor dua setelah Kota Bukittinggi sekarang menjadi yang paling tinggi.
"Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, seperti jumlah penduduk dan mobilitas yang lebih tinggi, kemudian karena ini kota besar sehingga pergaulan sedikit bebas," jelasnya.
Ia mengatakan jumlah pederita yang terjangkit tersebut pada 2015 saja berjumlah 150 orang dan komulatifnya sebanyak 1.200 kasus.
"Mudah-mudahan dengan kerjasama berbagai lintas sektor, kasus HIV/AIDS yang semakin meningkat nantinya bisa ditanggulangi dan kendalikan bersama," lanjutnya.
Sementara itu, Pengelola Program/Monev KPA Kota Padang NS. Tria Meidhiky memaparkan Kecamatan yang paling banyak terkena adalah Kecamatan Padang Selatan, kemudian Kecamtan Padang Barat.
Ia menjelaskan, di Kecamatan Padang Selatan masih banyak titik-titik lokasi populasi yang berisiko.
"Berdasarkan data Puskesmas Bungus merupakan yang paling banyak terkena HIV/AIDS, akan tetapi yang terkena tersebut belum tentu masyarakat Bungus, karena bisa saja masyarakat dari Kecamatan lain tetapi melakukan pemeriksaan atau pengobatan di Puskesmas Bungus," paparnya. (*)
Berita Terkait
Kemenkeu jelaskan perkembangan kasus Enzy Storia dan Bea Cukai
Sabtu, 18 Mei 2024 12:07 Wib
Sidang kasus korupsi anggaran distribusi bantuan sosial beras
Senin, 13 Mei 2024 17:04 Wib
Polisi tetapkan tiga tersangka baru kasus pembunuhan taruna STIP
Kamis, 9 Mei 2024 5:16 Wib
Jumlah kasus diare di Pesisir Selatan sudah melandai
Rabu, 8 Mei 2024 15:05 Wib
Kadinkes Sumbar: Jumlah kasus diare di Pesisir Selatan sudah melandai
Rabu, 8 Mei 2024 7:45 Wib
Pemeriksaan tersangka kasus korupsi sistem proteksi TKI
Selasa, 7 Mei 2024 16:30 Wib
Polda Metro Jaya masih tunggu hasil visum kasus rektor nonaktif UP
Selasa, 7 Mei 2024 11:39 Wib
Polisi tunggu hasil cek kejiwaan tersangka kasus mutilasi di Ciamis
Senin, 6 Mei 2024 19:50 Wib