Kerajinan Peci Nasional Pariaman Diminati Turis Asing

id Kerajinan Peci Nasional

Pariaman, (Antara) - Peci nasional hasil kerajinan para pengrajin asal Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), sangat diminati oleh pelancong asal negeri jiran Malaysia.

"Banyak para pelancong asal Malaysia yang datang berbelanja ke sini sekedar untuk membeli peci hasil produksi kita," kata Nasril (51) pemilik usaha kerajinan peci nasional yang beralamat di Jalan Saman Hudi, Sungai Pasak, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Selasa.

Ia mengaku sudah menekuni usaha ini sejak 1990 sampai saat ini sudah banyak yang datang untuk memesan dan berbelanja, termasuk para pejabat seperti Wali Kota Mukhlis Rahman, Wakil Wali Kota Pariaman Genius Umar, dan pejabat lainnya.

Sedangkan pelancong yang datang untuk berbelanja umumnya berasal dari Malaysia. Hasil kerajinannnya memang sudah didistribusikan selain sekitar kota, juga ke luar Sumbar.

"Biasanya kita juga kedatangan para pembeli dari pulau Batam, Palembang, dan Jakarta. Mereka datang ke sini untuk memesan dalam jumlah banyak, baik untuk dijual kembali maupun untuk dijadikan sebagai buah tangan," kata dia.

Nasril menyebutkan, para pembeli ada yang memesan sampai lima kodi. Dalam sehari ia hanya bisa menghasilkan satu kodi saja.

"Karena ini merupakan usaha rumah tangga pekerjanya hanya anggota keluarga saja, jadi untuk memproduksi dalam jumlah besar kami masih terbatas," jelasnya.

Pesanan para pelanggan tidak selalu bisa dipenuhi, terutama saat bulan suci Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri yang merupakan puncak pemesanan dari pelanggannya.

"Kalau sudah memasuki bulan puasa, apalagi menjelang lebaran biasanya saya sudah tidak menerima pesanan lagi, hal ini dikarenakan jumlah pesanan sudah menumpuk," kata dia.

Bahan mentah untuk pembuatan peci tersebut terbuat dari bahan beludru, kain hitam, dan kertas semen. Bahan tersebut bisa didapatkan dari kota itu dan ada yang didatangkan dari Surabaya.

"Untuk harga peci ada dua macam, untuk kualitas bagus saya menjualnya Rp50.000 per pecil, sedangkan untuk kualitas sedang kami menghargainya Rp35.000," ungkapnya.

Ia menyebutkan, alasan utama untuk menekuni usaha tersebut karena menganggap kerajinan peci tersebut tidak pernah ketinggalan model meskipun zaman sudah maju.

"Peci nasional merupakan sebuah tradisi yang telah lama dilestarikan oleh bangsa Indonesia, sehingga keberadaannya hingga saat ini masih tetap digunakan oleh kalangan para petinggi negara," jelasnya. (*)